Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Khusus Jenazah Korban Covid-19 Hampir Penuh, Pemkot Tangerang Akan Buka Lahan Baru

Kompas.com - 08/07/2021, 17:28 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang bakal membuka lahan baru seluas total 2,8 hektare untuk pemakaman khusus jenazah Covid-19.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyebut lahan makam tersebut terletak di Kedawung Wetan, Neglasari, Kota Tangerang.

Penambahan lahan dilakukan lantaran satu-satunya pemakaman khusus jenazah Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang, Neglasari, hampir terisi penuh.

Baca juga: Bekasi Darurat Covid-19: 80 Persen Terpaksa Isolasi Mandiri hingga Antrean Jenazah di TPU

"Itu rencana ada dua lahan ya, ada yang 2 hektar-an sama 8.000 meteran (persegi)," paparnya dalam rekaman suara, Kamis (8/7/2021).

Arief menyatakan, pihaknya terkendala soal akses untuk membuka lahan baru tersebut.

Meski demikian, pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang dan Pengadilan Negeri (PN) Tangerang telah mengatasi hal tersebut.

Baca juga: Kewalahan, Penggali Kubur di TPU Selapajang Khusus Covid-19 Minta Batasan Jam Kerja

"Tadi ada kendala dalam hal akses. Tadi sudah difaslitadi oleh Kejari dan PN Tangeramg. Jadi, mudah-mudahan kami bisa mengantisipasi lahan TPU," urai pria 44 tahun itu.

Politikus Demokrat itu menambahkan, lahan di TPU Selapajang hampir terisi penuh lantaran angka kematian akibat Covid-19 yang tinggi.

Bahkan, kata Arief, per harinya ada sekitar 30-50 jenazah yang dimakamkan di TPU Selapajang.

"Per harinya (yang dimakamkan) bisa antara 30 (jenazah) sampai mendekati 50. Tiga hari kemarin 50," kata dia.

Di satu sisi, Kepala UPT Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang Dedi Yuri sebelumnya meminta pemerintah untuk memberikan batasan jam kerja bagi penggali kubur di pemakaman itu.

Baca juga: Kini TPU Padurenan 24 Jam Nonstop Layani Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Dia meminta batasan jam kerja itu lantaran banyak penggali kubur di TPU Selapajang yang bekerja hingga malam hari.

Bahkan, mereka biasa bekerja hingga pukul 23.00 WIB.

"Tukang gali itu enggak berhenti-berhenti (kerja), karena dari rumah sakit itu kan enggak berhenti-berhenti (mengirimkan jenazah)," kata Yuri dalam rekaman suara, Rabu (7/7/2021).

"Mereka (penggali kubur) penginnya berhenti, tapi (kiriman jenazah) dari RS masuk terus, kan kasihan mereka," sambungnya.

Menurut keterangan Yuri, mereka kerap memakamkan jenazah warga Kota Tangerang yang meninggal di luar kota, seperti di DKI Jakarta, Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan lainnya.

Dia melanjutkan, penggali kubur di tempat itu telah memakamkan sekitar 20 jenazah Covid-19 kemarin.

Oleh karena itu, penggali kubur meminta agar upahnya dinaikkan jika bekerja terus sampai malam hari.

Yuri mengaku, selama ini penggali kubur terkadang mengandalkan uang yang diberikan secara sukarela dari keluarga korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com