Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Vaksinasi Covid-19 Tak Ada yang Sepi, Warga Depok Disebut Punya Kesadaran Tinggi

Kompas.com - 13/07/2021, 17:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga Depok disebut memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.

Situasi ini dianggap berpengaruh terhadap kerap penuhnya kuota vaksinasi yang dibuka oleh fasilitas-fasilitas kesehatan di Depok.

"Kesadaran masyarakat cukup tinggi jadi enggak ada tempat vaksinasi yang sepi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Laju vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat usia 18-59 tahun bahkan telah jauh melampaui laju vaksinasi pada lansia, padahal vaksinasi bagi lansia telah dibuka sejak Maret 2021.

Baca juga: Walau Dibuka Lebih Dulu, Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Depok Kalah Cepat dengan buat Usia Produktif

Berdasar data Dinas Kesehatan Kota Depok, vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan bagi masyarakat umum berusia 18-59 tahun, telah mencapai 163.693 orang untuk dosis pertama.

Dengan jumlah itu, sebetulnya Pemerintah Kota Depok bisa memenuhi vaksinasi Covid-19 hingga 100 persen, bahkan lebih bagi kalangan lansia, yang jumlah sasarannya "hanya" 142.746 orang.

Namun, selama empat bulan berlangsung, baru 23 persen atau sekitar 33.200 orang lansia di Depok yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Jabodetabek, Rekor Kasus Baru di Jakarta, Depok, dan Tangsel Catat Kasus Aktif Tertinggi

Novarita menyebut, situasi ini disebabkan oleh kalangan lansia yang relatif lebih sulit untuk dimobilisasi ke lokasi vaksinasi.

Kemudian, sejak pemerintah mengizinkan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum, persediaan vaksin pada akhirnya lebih banyak terserap oleh kelompok usia produktif yang punya animo tinggi serta relatif lebih mudah menjangkau lokasi vaksinasi secara mandiri.

"Sekarang ini kita yang dikejar adalah herd immunity. Jadi, siapa pun 70 persen orang yang divaksin, itu sudah bagus. Mungkin nanti orang-orang lansia ini masuk ke 30 persennya (yang belum divaksin)," ujar Novarita.

"Jadi ya sudah, kalau memang lebih gesit yang usia produktif, ya divaksinasi saja (karena) sekarang juga (kematian akibat Covid-19) sudah pindah tren (kelompok usia). Yang dulu lansia-lansia yang meninggal, sekarang yang usia produktif juga terancam," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com