Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Rencana Pemerintah Rekrut Dokter Baru, padahal Insentif Telat Berbulan-bulan

Kompas.com - 16/07/2021, 06:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekitar 2.000 dokter baru lulus disebut akan segera dikerahkan oleh pemerintah untuk bantu menangani pandemi Covid-19 yang menggawat saat ini.

Pernyataan ini seakan-akan respons sigap pemerintah dalam merespons kedaruratan pandemi Covid-19. Namun, rencana ini justru dianggap ironis dan tak lebih dari basa-basi belaka di media massa.

Mengapa? Berikut rangkuman Kompas.com:

1. Sudah otomatis

Rekrutmen ribuan dokter bukan program khusus untuk mengatasi kedaruratan pandemi saat ini, karena memang sudah otomatis demikian.

"Ya bukan (program khusus situasi darurat pandemi). Itu cuma basa-basi doang. Kita kan (fakultas kedokteran se-Indonesia) produksi terus setiap tahun," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Ari Fahrial Syam, ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Pemerintah Mau Rekrut 2.000 Dokter Baru untuk Atasi Covid-19, Dekan FK UI: Basa-basi, Itu Sudah Otomatis

"Sekarang kan rumah sakit semuanya mengurus Covid-19. Jadi otomatis mereka kerja di tempat Covid-19, akan bertemu pasien Covid-19. Mereka pasti bekerja mengatasi pandemi. Itu kan otomatis, sudah tidak usah diomongin lagi," tegasnya.

 

2. Pemerintah justru lamban rekrut dokter

Ari justru menilai bahwa pemerintah selama ini lelet menyerap ribuan dokter baru lulus.

Ia memberi contoh, ada sekitar 5.000 dokter baru yang telah lulus Februari 2021 lalu dan diangkat sumpah pada April 2021, namun belum kunjung diserap.

"Dulu (penyerapannya) agak dilama-lamain, sekarang dipercepat, gitu saja bedanya," jelas Ari.

"Sudah rutin fakultas kedokteran di Indonesia memproduksi dokter setiap tahun. Silakan saja pemerintah segera. Kalau mau cepat ya harus ada duitnya kan untuk itu," lanjutnya.

 

3. Jumlah dokter baru yang "siap perang" banyak

Di samping lamban, pemerintah juga dipandang masih irit dalam menyerap dokter lulusan baru setiap tahun, padahal pandemi Covid-19 tak kunjung terkendali dan korban berjatuhan setiap hari.

Rencana menyerap 2.000 dokter pada situasi seperti ini pun mencerminkan hal tersebut.

"Fakultas kedokteran (se-Indonesia) itu setiap tahun meluluskan 10.000 orang dokter. Nah sekarang pemerintah mau menyerapnya berapa? Kalau cuma 2.000-3.000 sih sedikit itu. Angkat saja 10.000 semuanya itu," kata Ari.

Baca juga: Dekan FK UI: Pemerintah Jangan Semangat Rekrut Dokter, tapi Gajinya Telat Berbulan-bulan

"Tidak usah diomongin juga kami sudah kirim terus. Enggak usah diomongin juga sudah otomatis ada 10.000-an dokter (baru) setiap tahun," imbuhnya.

 

4. Dokter disuruh bertaruh nyawa tanpa gaji berbulan-bulan

Ari berpesan kepada pemerintah agar ingat terhadap hak kesejahteraan para dokter dan tenaga kesehatan lain yang saban hari mempertaruhkan nyawa di bangsal Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com