"Jadi mereka sudah lulus fakultas kedokteran, cuma belum disumpah, belum dapat ijazah gara-gara uji kompetensi," kata Slamet kepada Kompas.com, Jumat (16/7/2021).
Slamet menyayangkan sikap Ditjen Dikti yang tetap mengotot mengharuskan lulusan fakultas kedokteran mengikuti uji kompetensi.
Baca juga: Pemerintah Serap 2.000 Dokter Baru Lulus untuk Tangani Covid-19, Dekan FK UI: Dulu Dilama-lamain
Padahal, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan telah menyetujui agar mahasiswa fakultas kedokteran yang baru lulus bisa langsung melakukan praktik.
Organisasi kedokteran seperti IDI dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) juga sudah memberi lampu hijau agar para calon dokter itu bisa segera membantu penanganan pandemi.
"Masalahnya di Dirjen Dikti. Masa hanya seorang Dirjen mengalahkan kepentingan negara," kata Slamet.
"Kita ini ego sektoralnya tinggi banget. Menkes sudah berupaya, masa diganjal oleh seorang dirjen," kata Ketua IDI Jakarta ini.
Slamet menegaskan, dalam kondisi lonjakan kasus Covid-19 seperti sekarang ini, jumlah dokter sangat kurang.
Apalagi belakangan banyak dokter yang ikut terpapar Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi mandiri.
Karena itu, jika 3.500 dokter tersebut dapat segera dipekerjakan, hal itu akan sangat membantu penanganan pandemi.
"Paling enggak bisa nutup (kekurangan) lah. Kalau 3.500 kita pekerjakan, satu orang pegang 20 lah untuk isolasi mandiri, bisa pegang 70.000 pasien isoman. Bisa dipantau tiap hari lewat video call. Daripada pasien isolasi mandiri pada mati," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.