Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola GBK Akui Satpamnya Pukul Mahasiswa, tapi Bantah Ada Pengeroyokan

Kompas.com - 02/08/2021, 16:49 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPASA.com - Pengelola Gelora Bung Karno mengakui petugas satpam di GBK memukul seorang mahasiswa pada Jumat (30/7/2021).

Namun, pihak GBK membantah insiden itu sebagai pengeroyokan.

Kepala Divisi Humas GBK Dwi Putranto mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi karena petugas satpam berupaya membela diri.

Ia menyebutkan, mahasiswa bernama Zaelani (26) itu berupaya menyerang lebih dulu.

Baca juga: Seorang Mahasiswa Dikeroyok Satpam di Sentra Vaksinasi GBK

Menurut Dwi, ricuh itu bermula saat Zaelani tiba di Pos V GBK pada Jumat siang.

Kepada petugas satpam yang bertugas, Zaelani menjelaskan bahwa ia hendak menuju Istora Senayan untuk bertanya perihal sertifikat vaksinasi dosis kedua yang belum diterimanya.

Petugas satpam sudah menjelaskan bahwa di Istora Senayan tak ada kegiatan vaksinasi.

Kegiatan vaksinasi hari itu hanya ada di Tennis Indoor dan hanya peserta vaksinasi yang boleh masuk.

Petugas satpam itu pun melarang Zaelani untuk masuk ke kompleks GBK karena aturan terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

"Akhirnya dia emosi si pengunjung ini, mau coba lakukan perlawanan ke petugas kami. Secara refleks petugas kami membela diri, mukul. Yang tadinya mau dipukul jadi mukul duluan," kata Dwi kepada Kompas.com, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Duduk Perkara Mahasiswa Dikeroyok Satpam di Sentra Vaksinasi GBK

Dwi membantah terjadi pengeroyokan karena menurut dia pemukulan hanya dilakukan sekali oleh satu orang petugas satpam.

Setelah pemukulan itu, tiga orang petugas satpam membawa Zaelani ke posko untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

"Jadi bukan pengeroyokan. Di posko juga enggak diapa-apain lagi," kata Dwi.

Dwi pun membantah ada intimidasi yang dilakukan oleh petugas satpam ke Zaelani untuk tidak memperpanjang masalah ini.

"Saat di posko itu satpamnya cuma nanya ini mau diterusin atau gimana. Kalau mau diterusin diantar ke pos polisi, tapi saat itu dia lebih memilih damai," ucap Dwi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com