Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Gudang di Parakan Sawangan, Karyawan Nyaris Jadi Korban dan Api Sulit Dikendalikan

Kompas.com - 03/08/2021, 05:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kebakaran melanda gudang milik sebuah usaha event organizer di Jalan Parakan, Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa Barat pada Senin (2/8/2021) pagi.

Peristiwa itu menyisakan sejumlah cerita, mulai dari pegawai yang hampir ikut terbakar hingga para pemadam kebakaran yang kesulitan menaklukkan api.

Karyawan nyaris jadi korban

Salah seorang karyawan menyebut bahwa api sudah muncul sekitar pukul 06.00 WIB. Ketika itu, dia sedang tidur di dalam mes karyawan yang letaknya tak jauh dari gudang. Tiba-tiba, api telah menjalar.

Baca juga: Kebakaran di Parakan Sawangan, Seorang Karyawan Ceritakan Dirinya yang Nyaris Terbakar

"Awalnya api saya enggak tahu. Pokoknya saya bangun tidur sekitar pukul 06.00, api sudah besar. Saya nyaris kebakar api juga," katanya dengan wajah tegang kepada Warta Kota, kemarin.

Ia menyebutkan, dirinya salah seorang karyawan yang tidur di mes bersama belasan pekerja lainnnya.

"Pas saya bangun dan api besar, sudah enggak ada orang di mes. Saya langsung keluar selamatin diri," kata dia.

Menurutnya, ada sedikitnya tiga sepeda motor milik karyawan yang diparkir di sekitaran gudang yang ikut hangus terbakar.

Api diduga berasal dari mes karyawan

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Gandara Budiana, menyebutkan bahwa api diperkirakan berasal dari mes karyawan yang lokasinya tak jauh dari gudang.

"Awalnya dari mes karyawan, tapi sebenarnya di sana enggak ada kompor, mungkin dari arus listrik," ujar Gandara kepada wartawan, Senin siang.

Namun, pemadam kebakaran baru menerima informasi tersebut beberapa saat setelah api menjalar.

"Informasi kebakarannya baru kami terima tadi pagi jam 07.30," lanjutnya.

Api sulit dikendalikan

Petugas pemadaman butuh upaya ekstra karena gudang tersebut berisi barang-barang seperti terpal, kursi, dan lain-lain yang mudah terbakar.

"Yang terbakar ini kan macam event organizer, sewa kursi dan alat-alat pernikahan. Mereka banyak bahan mudah terbakar, selain terpal, kemudian alat-alat dan bunga-bunga," ujar Gandara.

Baca juga: Hampir 5 Jam, Kebakaran di Parakan Sawangan Mulai Terkendali

"Semuanya mengandung plastik dan kain yang mudah terbakar," imbuhnya.

Di samping itu, para pemadam terkendala akses air yang sulit. Gandara berujar, sumber air cukup jauh.

Butuh belasan unit mobil dan puluhan personel

Total, butuh waktu sekiranya lima jam bagi para pemadam kebakaran untuk dapat melokalisasi api yang membakar area tersebut

"Sekarang (kebakarannya) tinggal di tengah, kalau tadi menyebar," ujar Gandara pada tengah hari.

Gandara melanjutkan, 10 unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Depok dikerahkan ke lokasi. Jumlah personel yang terlibat 40 orang.

Belakangan, menyusul lima unit pemadam kebakaran bantuan dari wilayah lain ikut dikerahkan ke lokasi guna membantu pemadaman.

"Luas area 900 meter persegi. Habis," ujar Gandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com