Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awak Ambulans Berbohong Saat Mengaku Telah Dihalangi Sedan di Pamulang

Kompas.com - 04/08/2021, 08:50 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kasus dugaan ambulans dihalang-halangi oleh sebuah mobil sedan saat melintas di Jalan Raya Jakarta - Bogor kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, akhirnya menjadi jelas.

Hasil penyelidikan polisi menyimpulkan, pengendara mobil sedan tidak bersalah atau tidak menghalangi-halangi laju ambulans yang berada tepat di belakangnya sebagaimana dibeberkan awak ambulans di media sosial.

Selain itu, terungkap pula bahwa sopir dan kernet ambulans tidak sedang bertugas menjemput pasien kritis yang akhirnya meninggal dunia pada saat kejadian itu.

Baca juga: Insiden Ambulans dan Sedan di Pamulang Berujung Damai, Polisi Tak Selidiki Dugaan Penyebaran Berita Bohong

"Untuk sementara ini kami menduga adanya penyebaran berita bohong dari pihak ambulans," kata Kasatlantas Polres Tangerang Selatan, AKP Dicky Dwi Priambudi Sutarmab, kepada wartawan Selasa (3/8/2021).

Berbohong

Dicky menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait video ambulans yang diduga dihalang-halangi kendaraan lain di Pamulang. Polisi lalu meminta keterangan Bagus Sajiwo, kernet ambulans selaku perekam video beserta sopirnya, Elzan.

Hasilnya, ambulans tersebut tidak sedang bertugas menjemput pasien kritis di sebuah perumahan di Sawangan, Depok, Jawa Barat sebagaimana diklaim awak ambulas itu sebelumnya.

"Kami mendapatkan fakta bahwa ambulans tersebut pada saat kejadian, Rabu (28/7/2021), itu tidak sedang dalam menjemput pasien yang kritis," ucap Dicky.

Malam itu, kata Dicky, ambulans sedang dalam perjalanan mengambil tempat tidur pasien di kediaman rekan Bagus dan Elza di wilayah Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kepada petugas, sopir dan awak ambulans mengaku berbohong sedang menjemput pasien kritis karena panik video yang direkamnya telah viral di internet.

Dicky juga menyebutkan, polisi sudah mendatangi perumahan yang dituju ambulans tersebut. Pengurus lingkungan menyebutkan, tidak ada warganya yang meninggal dunia beberapa hari terakhir.

"Keterangan dari RT/RW di perumahan yang dituju ambulans mengungkapkan bahwa tidak ada warganya yang meninggal," kata Dicky.

"Dari sopir dan codriver ambulans tersebut akhirnya mengakui bahwa mereka membuat berita bohong," sambungnya.

Pengemudi sedan tak bersalah

Dari hasil penyelidikan itu, kata Dicky, ambulans tersebut dipastikan tidak dalam perjalanan gawat darurat yang harus diprioritaskan di jalan raya.

Baca juga: Insiden di Pamulang, Polisi: Sopir Ambulans Bohong Jemput Pasien Kritis

"Kami mengambil kesimpulan bahwa ambulans tersebut tidak sedang melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, ambulans ini tidak termasuk ke dalam kategori kendaraan yang diprioritaskan," ungkap Dicky.

Di sisi lain, Dicky berujar bahwa pengendara mobil sedan yang berada tepat di depan ambulans tidak bermaksud menghalangi laju ambulans.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com