JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah satu tahun lebih Yunarah (31) harus mengurus kedua anaknya seorang diri.
Hidupnya berubah setelah sang suami Suhendra (41) meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Yuna, demikian sapaan akrabnya, menceritakan kisah pilunya itu meski bibirnya bergetar seakan tak kuat untuk mengungkapkan sepenuhnya apa yang telah ia alami. Namun, ia pun mencoba menghela napas untuk mengingat kisah getir itu.
Baca juga: KPAI: Anak Yatim Piatu akibat Covid-19 Harus Dipastikan Terima Semua Bantuan
"Suami saya meninggal dunia sudah satu tahun yang lalu dari tahun 2020 bulan Agustus," kata Yunarah ditemui usai menerima bantuan bagi anak yatim yang ditinggal orangtua akibat Covid-19 di Cempaka Putih, Kamis (19/8/2021), seperti dikutip Warta Kota.
Warga Menteng ini menceritakan, saat itu awalnya sang suami sempat merasakan tidak enak badan. Kondisi ini pun berlanjut hingga lima hari.
Namun, suaminya tak ingin buru-buru pergi ke rumah sakit karena menganggap hanya sakit biasa.
Baca juga: Ratusan Anak yang Kehilangan Orangtua karena Covid-19 Butuh Perhatian
Meski begitu, kondisi suaminya terus menurun, hingga akhirnya Yuna memutuskan membawa suami ke rumah sakit. Di sana suaminya pun dinyatakan telah terpapar Covid-19.
Yuna cukup terkejut mengetahui suaminya telah terpapar virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu. Sebab, saat itu kondisi Yuna dan kedua anaknya yang masih balita dalam keadaan sehat. Hasil tes pun menyatakan Yuna dan kedua anaknya negatif Covid-19.
Yuna lebih terkejut lagi saat tenaga medis mengabarkan bahwa suaminya telah berpulang.
Baca juga: Depok Ingin Buat Lembaga Konsultasi untuk Anak Yatim Piatu Korban Covid-19
"Itu saya bawa ke rumah sakit jam 06.00 WIB dan jam 13.00 WIB siang itu dikabarkan meninggal dunia. Memang Suami saya punya gejala sesak nafas," katanya.
Yuna sangat terpukul suaminya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Terlebih saat itu dirinya tidak bisa menyaksikan wajah suami untuk terakhir kalinya.
"Yang membuat saya sedih saat itu tidak bisa melihat wajah suami terakhir kali. Karena kan waktu itu kalau Covid-19 langsung dibawa ke pemakaman ya. Kalau suami saya dimakamkan di Pondok Ranggon," ujarnya.
Meski ditinggal suami yang menjadi tulang punggung keluarga, tak membuat Yuna semakin terpuruk. Ia tetap berusaha untuk bangkit untuk menghidupi kedua anaknya yang saat ini sudah menginjak usai 1 tahun dan 5 tahun.
Yuna berusaha bertahan di tengah pandemi dengan mengandalkan usaha yang ditinggalkan sang suami. Namun, usahanya itu pun tak berjalan mulus hingga akhirnya tutup.
"Waktu itu punya usaha kecil-kecilan. Tapi karena UMKM kan ya berusaha sendiri ditambah pandemi, sekarang tutup. Nah sekarang belum tahu lagi mau bagaimana kelanjutan ke depannya," katanya.