Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Rumah Tangga Jadi Limbah Terbesar di Jakarta, Apa Solusinya?

Kompas.com - 14/09/2021, 11:55 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB mengeluarkan laporan terbaru terkait komposisi sampah di DKI Jakarta.

Laporan yang diambil melalui proses sampling di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang menyatakan bahwa 45,5 persen sampah yang dibuang di lokasi ini adalah sampah makanan, atau sampah rumah tangga.

Angka ini dirasa tidak mengejutkan, mengingat jumlah penduduk DKI Jakarta yang mencapai 10.6 juta, dan 30 juta orang di Jabodetabek, pada tahun 2020.

Baca juga: Kurangi Volume TPST Bantar Gebang, Pemprov DKI Ajak Warga Rajin Pilah Sampah Rumah Tangga

Penduduk Jakarta dan sekitarnya menyumbang lebih dari 14.000-meter kubik sampah rumah tangga per harinya ke TPST Bantar Gebang dan delapan tempat pembuangan akhir lainnya.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup menyatakan bahwa jumlah timbulan sampah di TPST Bantar Gebang terus meningkat.

Tercatat pada 2014, timbulan sampah di TPST Bantar Gebang adalah 5.665 ton per day (tpd), dan naik menjadi 7.424 tpd pada 2020, atau naik 30 persen dalam 5 tahun.

Prediksi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, TPST Bantar Gebang akan mengalami kelebihan muatan tahun ini.

FPSA jadi solusi

Sebagai solusi atas permasalahan sampah tersebut, Pemerintah DKI Jakarta baru-baru ini mengumumkan pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) untuk mengurangi sampah rumah tangga.

FPSA mengolah sampah melalui perubahan bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah menggunakan teknologi pengolahan sampah yang tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan.

Baca juga: Pengolahan Sampah Jadi Bisnis Menjanjikan di Tengah Pandemi

"Teknologi yang digunakan pada FPSA memungkinkan fasilitas ini ditempatkan di dekat pemukiman warga," kata Direktur Utama Perumda Sarana Jaya Agus Himawan dalam keterangan tertulis, Selasa (14/9/2021).

Agus mengatakan, pentingnya pengelolaan sampah di dekat pemukiman adalah untuk mengurangi tumpukan sampah yang menjadi permasalahan sampah mendasar di Jakarta

Pada tahap awal, Sarana Jaya akan membangun FPSA Tebet di lahan relokasi depo sampah Taman Honda Tebet.

FPSA ini direncanakan sesuai dengan peruntukkan tata ruang yang dapat diakses publik dan terintegrasi dengan area publik, rekreasi edukasi, berolahraga, dan ruang terbuka hijau.

Baca juga: Pemprov DKI Pakai Jasa Pihak Ketiga untuk Pengolahan Sampah Masker dan APD

“FPSA Tebet tidak hanya menjadi solusi untuk pengelolaan sampah ramah lingkungan dan bertanggung jawab tapi untuk mendukung kebutuhan masyarakat akan fasilitas ruang terbuka hijau," kata Agus.

Untuk mendukung rencana integrasi ini, FPSA Tebet akan menggunakan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan menggunakan alat pemusnah sampah hydrodrive, yang digunakan di beberapa negara maju seperti Jepang, Australia, dan Austria.

Data dari Eurostat menunjukkan di 2019, tren penggunaan teknologi alat pemusnah sampah hydrodrive terus meningkat sebesar 12 persen sejak 1995 sampai menjadi 27 persen pada 2019.

Selama kurun waktu 25 tahun itu, tercatat lebih dari 1 miliar ton sampah di Eropa yang berhasil dimusnahkan dengan teknologi alat pemusnah sampah hydrodrive.

Teknologi ini mampu mengurangi residu sampah hingga tersisa hanya 10 persen dan efisien dari segi operasional.

“Dengan begitu, FPSA Tebet dapat memastikan kenyamanan, kebersihan dan kesehatan masyarakat sekitar dan mitigasi risiko bau, asap, bising, dan banjir,” ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com