Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat Api Membakar Rumahnya di Siang Bolong, Nenek di Tangsel: Cuma Bisa Bengong...

Kompas.com - 16/09/2021, 18:04 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Nenek S (57) hanya bisa pasrah melihat dua rumahnya ludes terbakar di siang bolong.

Dua rumah dalam satu bangunan di Jalan Mujair VII, Bambu Apus, Tangerang Selatan, itu terbakar tak lama selepas adzan zuhur pada Kamis (16/9/2021).

S bercerita saat itu sedang menunaikan solat zuhur dan mendengar suara letupan dari arah ruang belakang. Ia pun segera keluar rumah.

"Satu rumah saya tempati, satu lagi kosong bekas dikontrakan. Saya dengar suara meletup dari kamar kosong. Mungkin korslet karena kemarin hujan," kata dia.

Baca juga: Rumah Semi Permanen Ludes Terbakar di Bambu Apus, Tangsel

"Saat keluar, saya lihat api sudah besar. Saya cuma bisa bengong melihat rumah terbakar. Enggak bisa teriak minta tolong, mulut kayak terkunci," curhat S mengenang awal peristiwa kebakaran itu.

Menurut S yang tinggal seorang diri setelah menjanda sejak 8 bulan lalu itu, api dengan sangat cepat menyebar. Ia mengingat saat itu angin sangat kencang dan dengan mudah melahap bangunan semi permanen miliknya itu.

"Api cepat membesar, karena apinya kencang banget. Rumahnya juga kayu. Saya berdoa, ya Allah, semoga biar rumah saya saja yang terbakar, rumah tetangga jangan," kata Ibu 5 anak ini.

S mengaku masih shock atas kejadian tersebut. Terlebih, ia tidak bisa menyelamatkan satu pun benda dari rumahnya tersebut.

Baca juga: UPDATE 15 September: Bertambah 9 Kasus Covid-19 dan 40 Pasien Sembuh di Tangsel

Beruntung, para tetangga yang melihat kejadian tersebut kemudian bergotong-rotong memadamkan api yang sudah membesar.

"Saya keluar rumah, api sudah tinggi. Sempat selamatkan motor-motor yang parkir di depan rumah itu," ungkap tetanggap korban, Sandi.

Sandi mengatakan, warga memadamkan api dengan alat seadanya.

"Pakai ember, giliran sudah dapat selang air, airnya enggak mengalir. Karena listriknya sudah mati," kata dia.

Lebih lanjut, S menduga api datang dari rumah kosong di sebelah rumah yang ia tempati. Sebab, sistem pelistrikan di kedua rumah tersebut berada di sana.

Dalam peristiwa itu, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Namun harta milik S tidak ada yang bisa diselamatkan. Sebuah motor matic pun di lokasi kejadian pun sudah jadi kerangka.

Dalam peristiwa tersebut, petugas menurunkan total 6 unit mobil pemadam. Adapun, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com