JAKARTA, KOMPAS.com - "Kita berencana untuk membuat TIM (Taman Ismail Marzuki) menjadi salah satu pusat kebudayaan bukan saja untuk Indonesia, tapi juga di Asia dan di dunia," kata Anies saat prosesi peletakan batu pertama revitalisasi TIM, Rabu, 3 Juli 2019.
Gubernur DKI Jakarta yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 silam ini menyelipkan harapan agar kawasan seluas 8 hektare ini menjadi tempat pertukaran ide dan pengalaman para seniman dunia.
Tumbuh tak sekadar menjadi bangunan tinggi tanpa isi, tapi hadir bersama generasi baru seniman berbakat Jakarta.
Tapi bukan hanya itu yang menjadikan alasan Pemda DKI Jakarta turun tangan memoles wajah tua Taman Ismail Marzuki.
Baca juga: Pemprov DKI: Semua Bioskop di Jakarta Sudah Boleh Dibuka
Kompleks yang dibangun di era kepimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin 1968 itu bisa dibilang mulai tak layak huni. Project Director Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Lucky Ismayanti menyebutnya sebagai bangunan-bangunan yang "memprihatinkan".
"Fungsi-fungsi bangunan memang sudah banyak yang tidak beroperasi secara maksimal. Hal itu yang mungkin menjadi triger Pemprov DKI Jakarta untuk bisa merevitalisasi TIM. Kemudian Jakpro sebagai BUMD Pemprov DKI mendapatkan penugasan untuk revitalisasi ini," kata Lucky saat ditemui di Teater Besar TIM, Rabu (15/9/2021).
Dari keprihatinan itu, Jakarta ingin agar TIM bersolek menjadi pusat budaya dan edukasi. Menjadi surga bagi para seniman dan mengembalikan fungsi TIM sebagaimana mestinya.
Lucky mengatakan, revitalisasi ini akan menambah beragam fungsi yang sebelumnya tidak ada dan mengembalikan apa yang sebelumnya sudah ada namun hilang dimakan zaman.
Baca juga: PSI: Montreal Hanya Bayar 18,7 M untuk Formula E, Mengapa Jakarta Ditagih Commitment Fee Rp 2,4 T?
Salah satunya adalah teater halaman yang sudah hilang sejak lama karena peminat yang dulunya berkurang seiring dibangunnya teater dalam ruangan.
Area kosong yang berada di selatan Masjid Amir Hamzah akan dibuat sebagai teater halaman di saat musim panas tiba, dan bisa menjadi penampungan air di saat musim hujan datang.
Fasilitas utama yang menjadi paling mencolok saat ini adalah gedung parkir yang langsung berhadapan dengan Jalan Cikini Raya.
Hamparan rumput hijau yang menanjak menjadi atap gedung parkir sekaligus menjadi ruang terbuka publik yang bisa dinikmati siapapun.
"Dari situ bisa melihat area sekitar TIM saat ini," kata Lucky.
Selain gedung parkir, gedung menjulang tinggi di sisi utara sebagai Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni terlihat menjadi gedung yang paling baru.
Gedung ini nantinya akan memiliki kapasitas 139 unit tempat tidur yang bisa digunakan oleh tamu dan para pegiat seni yang akan tampil di Taman Ismail Marzuki.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.