Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Hasil Bersolek Taman Ismail Marzuki

Kompas.com - 17/09/2021, 09:13 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kita berencana untuk membuat TIM (Taman Ismail Marzuki) menjadi salah satu pusat kebudayaan bukan saja untuk Indonesia, tapi juga di Asia dan di dunia," kata Anies saat prosesi peletakan batu pertama revitalisasi TIM, Rabu, 3 Juli 2019.

Gubernur DKI Jakarta yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 silam ini menyelipkan harapan agar kawasan seluas 8 hektare ini menjadi tempat pertukaran ide dan pengalaman para seniman dunia.

Tumbuh tak sekadar menjadi bangunan tinggi tanpa isi, tapi hadir bersama generasi baru seniman berbakat Jakarta.

Tapi bukan hanya itu yang menjadikan alasan Pemda DKI Jakarta turun tangan memoles wajah tua Taman Ismail Marzuki.

Baca juga: Pemprov DKI: Semua Bioskop di Jakarta Sudah Boleh Dibuka

Kompleks yang dibangun di era kepimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin 1968 itu bisa dibilang mulai tak layak huni. Project Director Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Lucky Ismayanti menyebutnya sebagai bangunan-bangunan yang "memprihatinkan".

"Fungsi-fungsi bangunan memang sudah banyak yang tidak beroperasi secara maksimal. Hal itu yang mungkin menjadi triger Pemprov DKI Jakarta untuk bisa merevitalisasi TIM. Kemudian Jakpro sebagai BUMD Pemprov DKI mendapatkan penugasan untuk revitalisasi ini," kata Lucky saat ditemui di Teater Besar TIM, Rabu (15/9/2021).

Dari keprihatinan itu, Jakarta ingin agar TIM bersolek menjadi pusat budaya dan edukasi. Menjadi surga bagi para seniman dan mengembalikan fungsi TIM sebagaimana mestinya.

Lucky mengatakan, revitalisasi ini akan menambah beragam fungsi yang sebelumnya tidak ada dan mengembalikan apa yang sebelumnya sudah ada namun hilang dimakan zaman.

Baca juga: PSI: Montreal Hanya Bayar 18,7 M untuk Formula E, Mengapa Jakarta Ditagih Commitment Fee Rp 2,4 T?

Salah satunya adalah teater halaman yang sudah hilang sejak lama karena peminat yang dulunya berkurang seiring dibangunnya teater dalam ruangan.

Area kosong yang berada di selatan Masjid Amir Hamzah akan dibuat sebagai teater halaman di saat musim panas tiba, dan bisa menjadi penampungan air di saat musim hujan datang.

 

Gedung parkir Taman Ismail Marzuki menghadap langsung ke Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Gedung parkir Taman Ismail Marzuki menghadap langsung ke Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021).

Hamparan rumput di atas gedung parkir

Fasilitas utama yang menjadi paling mencolok saat ini adalah gedung parkir yang langsung berhadapan dengan Jalan Cikini Raya.

Hamparan rumput hijau yang menanjak menjadi atap gedung parkir sekaligus menjadi ruang terbuka publik yang bisa dinikmati siapapun.

"Dari situ bisa melihat area sekitar TIM saat ini," kata Lucky.

Selain gedung parkir, gedung menjulang tinggi di sisi utara sebagai Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni terlihat menjadi gedung yang paling baru.

Gedung ini nantinya akan memiliki kapasitas 139 unit tempat tidur yang bisa digunakan oleh tamu dan para pegiat seni yang akan tampil di Taman Ismail Marzuki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com