Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

415 Personel Gerebek Lumpur di Kali Mookevart, Bekerja Selama 129 Hari

Kompas.com - 02/10/2021, 16:30 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) melakukan program Gerebek Lumpur di Kali Mookevart, Jakarta Barat, pada Sabtu (2/10/2021).

Grebek Lumpur digelar untuk membantu menurunkan muka air banjir, sehingga dapat mengurangi genangan di wilayah permukiman di sisi Kali Mookevart, seperti Semanan, Rawa Buaya, Duri Kosambi, dan Kalideres.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal mengatakan, pengerukan diperlukan lantaran daya tampung kali tersebut lebih rendah dari desain Kali Mookevart.

Baca juga: Anies: Gerebek Lumpur Upaya Tingkatkan Daya Tampung Air di Kali

“Saat ini Sudin SDA Jakarta Barat menargetkan Kali Mookevart segmen Jalan Semanan hingga Cengkareng Drain untuk dilakukan pengerukan lumpur sedalam 1 meter dengan panjang 4,4 kilometer dengan volume lumpur diperkirakan 154.000 meter kubik,” kata Yusmada dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Yusmada menerangkan, pengerukan akan dilakukan ke dalam tiga segmen selama 129 hari kerja.

Segmen 1: Jalan Semanan – Daan Mogot City sepanjang 950 meter persegi, akan dilakukan selama 28 hari, mulai dari 2 Oktober – 30 Oktober 2021.

Segmen 2: Daan Mogot City – JORR sepanjang 1.600 meter persegi, akan dilakukan selama 37 hari, mulai dari 31 Oktober – 6 Desember 2021.

Segmen 3: JORR – Cengkareng Drain sepanjang 1.850 meter persegi, akan dilakukan selama 64 hari, mulai dari 7 Desember 2021 – 6 Februari 2022.

Baca juga: Kali Krukut Dilebarkan dalam Program Gerebek Lumpur, Diharap Atasi Banjir di Kemang

“Program Gerebek Lumpur Kali Mookevart dimulai pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021, dengan jumlah personil yang diturunkan sebanyak 415 orang dan menggunakan 10 unit alat berat, serta 30 unit dump truck,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yusmada mengatakan, Gerebek Lumpur di Kali Mookevart ini merupakan kolaborasi antar instansi di bawah koordinasi Walikota Jakarta Barat, seperti Suku Dinas SDA Jakarta Barat dibantu Suku Dinas Lingkungan Hidup (UPK Badan Air), Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Pertamanan, Suku Dinas Perhubungan, Satpol PP dan PPSU kecamatan/kelurahan.

Sebagai informasi, Kali Mookervart adalah saluran penghubung di Provinsi DKI Jakarta yang menghubungkan aliran Sungai Cisadane ke kanal-kanal di Kota Batavia.

Saluran dengan lebar 40-45 meter dan panjang 13 kilometer itu memiliki Daerah Pengaliran Sungai (DPS) seluas 67 kilometer persegi.

Adapun, debit puncak 125 meter kubik per detik ini dirancang oleh ahli hidrologi pada tahun 1678-1689.

Kali Mookevart merupakan salah satu saluran penting dalam sistem pengendali banjir untuk mengalirkan sepertiga aliran sungai Cisadane dan menambah suplai air di kota Jakarta.

Selain dilakukan di Kali Mookevart, dilakukan juga kerja bakti di Saluran Phb. RW.01 Semanan dengan tujan melancarkan akses aliran menuju kolam olakan pompa RW 01 Semanan dan mempercepat waktu pengeringan di wilayah setempat.

“Semoga dengan adanya Gerebek Lumpur di Kali Besar (Mookevart) dan kerja bakti di Saluran Penghubung ini, Wilayah Semanan dan Kalideres siap dalam menghadapi musim hujan mendatang,” imbuh Yusmada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com