Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sungai Cisadane Diduga Tercemar Limbah yang Bikin Airnya Bercampur Warna Merah...

Kompas.com - 05/10/2021, 07:11 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sungai Cisadane diduga tercemar limbah yang dibuang oleh pabrik pengolahan sampah plastik di kawasan Kavling Serpong, Tangerang Selatan.

Air sungai yang berwarna kecoklatan pun sempat bercampur dengan cairan berwarna merah pekat pada Sabtu (2/10/2021). Kejadian itu direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial.

Saat itu, warga yang berada di lokasi menyaksikan cairan itu keluar dari pipa di pinggir sungai dan mencium bau tidak sedap cukup menyengat.

Baca juga: Sungai Cisadane Tercemar Limbah Berwarna Merah, Pemkot Tangsel Investigasi

Aparat pemerintah dan kepolisian pun langsung melakukan penyelidikan, setelah kejadian itu viral dan menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

Dari pabrik di tepi sungai

Kompas.com mendatangi lokasi pembuangan cairan limbah berwarna merah ke Sungai Cisadane itu pada Senin (4/10/2021) siang.

Lokasinya berada di kolong perlintasan kereta api Serpong-Rangkas Bitung, tak jauh dari rumah pompa air bersih perusahaan daerah air minum (PDAM) Tangerang Selatan.

Salah seorang warga berinisial G mengatakan, sumber cairan berwarna merah yang dibuang ke Sungai Cisadane itu berasal dari sebuah pabrik pengolahan sampah plastik.

Baca juga: Limbah Berwarna Merah di Sungai Cisadane Disebut Berasal dari Pabrik Daur Ulang Plastik

"Di sini pabrik tahu sama ini aja, pabrik plastik daur ulang. Mungkin dari situ. Ikan juga pada jauh, enggak mabuk sih, cuma menjauh. Biasanya pada ngumpul di situ," ujar seorang warga setempat berinisial G saat ditemui di lokasi, Senin.

Pabrik pengolahan sampah yang disebut G berdiri tepat di tepi Sungai Cisadane. Dari tempat itu, membentang pipa paralon hingga ke sisi aliran Sungai Cisadane.

Pipa dengan diameter kurang lebih 4 inci itu diduga sebagai saluran pembuangan limbah hasil aktivitas di tempat pengolahan tersebut.

Ujung paralon yang menjorok ke Sungai Cisadane itu tak begitu mudah ditemukan Lokasinya berada tepat di samping sebuah bedeng kayu yang biasa menjadi tempat berkumpul para pemancing ikan.

"Ya memang dialirkan, dibuang lewat situ. Kemarin itu merahnya memang parah. Tumben itu begitu. Biasanya dikit merahnya," kata G.

Rutin buang limbah

Pada Senin siang, tak terlihat ada aktivitas pengolahan sampah di lokasi pabrik maupun limbah yang dialirkan ke Sungai Cisadane melalui pipa itu.

Air Sungai Cisadane yang sebelumnya bercampur cairan berwarna merah, kini sudah kembali berwarna cokelat.

Menurut G, pabrik pengolahan sampah plastik itu belum beroperasi kembali setelah ramai diperbincangkan sejak Sabtu lalu.

Baca juga: Warga Sebut Pabrik di Tepi Sungai Cisadane Rutin Buang Limbah: Warna-warni, Kadang Berbusa

"Semenjak yang itu kemarin ramai, sudah itu enggak bunyi-bunyi lagi mesin pabrik. Enggak ada aktivitas," kata G.

Meski begitu, G bercerita bahwa aktivitas pembuangan cairan limbah berwarna dan berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane sudah berlangsung sejak lama.

Hanya saja, cukup banyak warga tak begitu peduli karena menganggap pembuangan cairan itu suatu hal yang biasa dilihat di lokasi.

"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna warni. Kadang berbusa," ungkap G.

Bedanya, kata G, cairan limbah yang dibuang pada Sabtu lalu berwarna lebih pekat bahkan mengeluarkan bau tidak sedap.

"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," kata G.

Pemkot dan polisi lakukan investigasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan Toto Sudarto mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk menginvestigasi dugaan pencemaran limbah tersebut.

"Petugas gabungan sudah di lapangan, mengecek langsung kebenarannya seperti apa," ujar Toto, Senin.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pencemaran Sungai Cisadane oleh Pabrik Pengolahan Plastik di Serpong

Menegaskan Toto, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan, Budi mengatakan pihaknya sudah melakukan investigasi dengan mendatangi lokasi pada Minggu (3/10/2021).

Dari lokasi, petugas mengambil sampel air sungai dan cairan berwarna merah yang mengalir dari tempat pengolahan sampah tersebut ke Sungai Cisadane.

"Tim dari DLH sudah ambil sample baik di air sungai maupun zat pewarna yang dibuang untuk dianalisa di laboratorium," kata Budi.

Menyusul langkah DLH, aparat Polres Tangerang Selatan juga turut melakukan penyelidikan dugaan pencemaran lingkungan tersebut.

Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Angga Surya Saputra mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan pengolah sampah plastik dan sejumlah warga di sekitar lokasi terkait dugaan pencemaran sungai yang videonya viral di media sosial.

"Kami sedang melakukan penyelidikan beberapa orang akan kami mintai keterangan dalam rangka klarifikasi penyelidikan," ujar Angga kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kata Angga, pengolah sampah mengaku bahwa cairan berwarna merah itu bukan berasal dari penggunaan zat kimia.

Pihak pengolahan itu menyebutkan, cairan itu berasal dari proses pencucian sampah plastik yang didapatkan dari para pengepul.

"Warna merah berasal dari sampah yang diambil dari luar pengepul. Jadi, bukan mereka menyiapkan adonan atau bahan kimia yang menyebabkan warna merah," kata Angga.

"Tetapi, berasal dari sumber sampah, tapi kami akan lakukan penyelidikan itu dulu ya," sambungnya.

Kendati demikian, penyidik tak langsung percaya dengan pernyataan pihak pengelola. Mereka mengambil sampel air sungai, sampah plastik yang dicuci, dan cairan berwarna merah untuk diperiksa di laboratorium.

"Kami akan bawa ke laboratorium. Nanti penyidikan hasilnya akan kita sampaikan lebih lanjut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com