Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPK Monas Sebut Revitalisasi Tidak Ada Kaitan dengan Formula E

Kompas.com - 09/10/2021, 21:54 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Muhammad Isa Sarnuri menegaskan bahwa kegiatan revitalisasi Monumen Nasional beserta kawasan sekitar tidak berkaitan dengan penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E.

Isa menjelaskan, revitalisasi Monas merupakan program yang berbeda dengan penunjukannya sebagai tempat balapan Formula E.

Meskipun kini ikon Ibu Kota tersebut batal menjadi tempat berlangsungnya Formula E, revitalisasi pada destinasi wisata Monas tetap berjalan.

"Tidak ada hubungannya dengan Formula E. Itu hanya program revitalisasi yang saat ini terhenti sementara karena 'refocusing' anggaran," kata Isa saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (9/10/2021), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Wagub DKI: Sirkuit Formula E Batal di Monas karena Terkendala Izin Pemerintah Pusat

Isa menjelaskan proyek revitalisasi Monas secara keseluruhan berawal dari sayembara desain yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta pada akhir 2018.

Sejauh ini, revitalisasi yang sudah rampung dilakukan, yakni pada sisi selatan Monas, atau berhadapan dengan Balai Kota.

"Kegiatan revitalisasi itu ada pada Dinas Citata (Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan) DKI Jakarta. Tujuannya untuk mempercantik Monas, namun sedang refocusing anggaran untuk penanganan COVID," kata Isa.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan ada beberapa faktor yang menjadi alasan batalnya Monas menjadi lokasi balapan Formula E, karena statusnya sebagai cagar budaya (heritage), hingga ring satu.

"Seperti yang kita sering sampaikan, bahwa Monas itu kan masuk 'heritage', cagar budaya, ring satu jadi secara teknis banyak faktor sehingga dicari alternatif tempat lain," kata Riza.

Baca juga: Kala Jakpro Optimistis Gelar Ajang Formula E Pakai Duit Sponsorship, tapi Kini Terkendala Sirkuit

Karena pertimbangan tersebut, izin penggunaan kawasan Monas atau Monumen Nasional sebagai lokasi 'venue' Formula E tidak turun.

Saat ini, pihak BUMD Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penanggung jawab Formula E menyiapkan lima 'venue' alternatif selain Monas untuk gelaran yang rencananya dilaksanakan 2022.

Banyak pihak menyebutkan bahwa revitalisasi Monas berkaitan dengan rencana penyelenggaraan Formula E.

Juru bicara dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo, kembali mengungkit kontroversi penebangan ratusan pohon di Monas pascapenetapan kawasan cagar budaya tersebut sebagai sirkuit formula E di awal tahun 2020.

Baca juga: Formula E Gagal Diadakan di Monas, PSI Sentil Anies: Padahal Sudah Tebang Pohon dan Rusak Jalan

Sigit menyayangkan aksi Pemprov DKI yang sudah terlanjur merusak kawasan Monas yang diduga dilakukan dalam rangka penyelenggaraan Formula E.

Sekitar 200 pohon di Monas ditebang oleh Pemprov DKI Jakarta pada Januari 2020 lalu.

Sigit meminta Pemprov DKI untuk lebih berhati-hati ke depannya dalam membuat kebijakan yang berpengaruh pada tatanan Ibu Kota. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali.

“Padahal sudah menebang pohon dan merusak jalanan di Monas untuk ujicoba aspal. Lain kali jangan bikin kegiatan ngasal begini, Pak @aniesbaswedan,” uajr Sigit di akun Twitternya ketika mengomentari berita tentang Formula E yang gagal diselenggarakan di Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com