Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies-Riza Tak Kompak Sampaikan Pandangan di Depan Publik

Kompas.com - 13/10/2021, 05:00 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

"Saya ingin garis bawahi bahwa kebijakan Jakarta tidak pernah melarang orang masuk Jakarta," tutur dia.

Anies mengatakan, semua antisipasi pencegahan Covid-19 di Jakarta bukan bermaksud melarang orang masuk ke Jakarta. Sebab, menurut Anies, Jakarta merupakan bagian dari Indonesia yang bisa didatangi kapan saja oleh warga Indonesia.

"Jadi ini bukan pelarangan masuk Jakarta, karena Jakarta bagian dari Indonesia, siapa saja penduduk Indonesia bisa datang ke kota mana saja," ujar dia.

Riza sebut Anies minta pemerintah pusat turun tangan soal penanganan Covid-19

Perbedaan lainnya terjadi saat Riza menyebut Anies meminta pemerintah pusat mengambil alih penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Pernyataan Riza itu dilontarkan pada 19 Januari 2021 dan dikoreksi Anies pada 8 Februari 2021.

Anies mengatakan, pernyataan Riza yang menyebut DKI Jakarta meminta pemerintah pusat mengambil alih pencegahan penanganan Covid-19 salah.

"Ingat, waktu itu sampai ramai disebut Jakarta angkat tangan atau apa, sama sekali bukan! Jakarta menginginkan agar daerah-daerah (Bodetabek) itu juga meningkatkan kapasitas untuk perawatan. Dan yang bisa membantu pemerintah pusat, karena kami pun dibantu pemerintah pusat," ujar Anies.

Riza sebut dilarang main skateboard di trotoar, Anies justru izinkan

Maret 2021, Riza kembali berbeda pandangan dengan Anies, Riza saat itu melarang penggunaan skateboard di trotoar karena memang trotoar diperuntukkan para pejalan kaki.

"Olahraga skateboard di trotoar tidak boleh. Kan ada tempat yang sudah disiapkan. Pemprov menyiapkan (tempat bermain), pemerintah pusat di Senayan juga menyiapkan. Jadi kalau di situ (trotoar) warga banyak yang keberatan dan protes," kata Riza.

Baca juga: Gubernur DKI Anies dan Wagub Ariza Beda Pernyataan: dari Lockdown Akhir Pekan Hingga Skateboard di Trotoar

Pernyataan tersebut rupanya berseberangan dengan yang disampaikan Anies kepada pemain skateboard Satria Vijie.

Satria mengaku bertemu Anies dan mendapat restu menggunakan trotoar Jakarta untuk bermain skateboard.

Anies hanya menyebut agar pemain skateboard menghormati pejalan kaki, menjaga kebersihan trotoar, dan menerapkan protokol kesehatan saat bermain skateboard.

Riza merasa pernyataan Anies soal penutupan Holywings kurang tepat

Perbedaan lainnya terjadi terkait sanksi yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada Holywings Cafe yang melanggar protokol kesehatan.

Anies menyebutkan, hukum yang dijatuhkan kepada Holywings adalah penutupan operasional sampai pandemi Covid-19 selesai.

"Kami akan melakukan tindakan dan pelanggaran-pelanggaran seperti yang dilakukan Holywings kemarin, itu tidak akan dibiarkan dan ditutup sampai pandemi selesai. Makanya, saya katakan ini pesan bagi semuanya," kata Anies pada 9 September 2021.

Malamnya, Riza mengoreksi Anies. Riza mengatakan, penutupan operasional Holywings bukan sampai pandemi berakhir, melainkan sampai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selesai.

Menurut Riza, berakhirnya pandemi Covid-19 belum bisa diprediksi dan bisa terjadi bertahun-tahun. Karena itu, sebutan sanksi penutupan sampai pandemi berakhir kurang tepat.

"Bukan sampai pandemi selesai, sampai PPKM selesai. Kalau pandemi bisa bertahun-tahun," ujar Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com