Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita"

Kompas.com - 14/10/2021, 14:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai mutlak membutuhkan dukungan partai politik jika ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Sementara hingga kini masih belum jelas dukungan parpol untuk Anies jika maju Pilpres 2024.

"Suka tidak suka, negara ini rezim partai politik," kata analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno kepada Kompas.com.

"Untuk menjadi seorang kandidat capres, terlebih dulu harus bisa menggenapi ambang batas presiden (presidential threshold) 20 persen dukungan dari partai atau gabungan partai politik," ia menjelaskan.

Baca juga: Empat Tahun Anies dan Polemik Revitalisasi TIM

Presidential threshold 20 persen ini merupakan syarat untuk mencalonkan presiden di Indonesia.

Artinya, calon presiden-wakil presiden hanya bisa diusung oleh partai politik dengan 20 persen kursi di parlemen.

Jika kursi yang dimiliki partai politik tak mencapai 20 persen, maka partai politik tersebut mesti berkoalisi dengan partai lain hingga jumlah kursinya mencukupi, baru dapat mengusung pasangan capres-cawapres.

Elektabilitas dan popularitas Anies yang cukup unggul saat ini dinilai bukan jaminan ia akan dengan mudah menggaet dukungan partai politik.

Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek

Terlebih, saat ini masing-masing partai politik mulai mengapungkan nama elitenya sebagai kandidat calon presiden.

Sebut saja Gerindra yang akan mengusung kembali Prabowo Subianto sebagai capres untuk kali keempat.

Golkar yang menjagokan Airlangga Hartarto atau PDI-P dengan Puan Maharani.

"Sejauh ini Anies kan agak sepi dukungan politik dari partai. Paling mungkin hanya PKS, yang sedang mengetes pasar. Tapi, kan PKS juga mau Ketua Majelis Syura mereka, Salim Segaf Aljufri, maju," lanjut Adi.

"Makanya saya sebut pencapresan Anies 2024 gelap gulita, kecenderungan parpol ini mengusung kader mereka untuk pilpres," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com