JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan antarbus transjakarta terjadi di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) sekitar pukul 08.30 WIB.
Sejumlah penumpang dievakuasi. Mereka dievakuasi sementara di pelataran salah satu kantor yang berlokasi tak jauh dari kecelakaan itu terjadi.
Kemacetan arus lalu lintas sempat terjadi bagi kendaraan yang menuju Kampung Melayu dan Halim Perdanakusuma selama proses evakuasi.
Tercatat, 39 orang menjadi korban dalam kecelakaan itu. Dua orang meninggal dan 37 penumpang mengalami luka-luka baik serius dan ringan.
Baca juga: Update Kondisi Korban Kecelakaan Bus Transjakarta, 7 Korban Luka Sudah Boleh Pulang
"Korban seluruhnya ada 39, dua meninggal dunia, 37 luka-luka," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo, Senin.
Sambodo dan anggota lainnya sempat melakukan olah tempat kejadian (TKP) awal. Didapati informasi sementara, kecelakaan terjadi saat bus transjakarta sedang berhenti di depan halte.
Namun, pada waktu bersamaan satu bus transjakarta lain melintas dari arah belakang, lalu menabrak yang diduga tidak ada upaya pengereman pada saat itu.
"Bus yang ditabrak dari belakang itu terseret cukup jauh, kurang lebih sampai 15 meter dan kelihatannya tidak ada upaya pengereman (dari bus trasnjakarta yang menabrak)," kata Sambodo.
Penyebab kecelakaan tidak dapat dipastikan langsung karena sopir bus transjakarta yang menabrak meninggal dunia setelah sebelumnya sempat terjepit.
Baca juga: Saat Transjakarta dan LRT Jabodebek Alami Kecelakaan pada Hari yang Sama...
Korban meninggal dunia dan penumpang yang mengalami luka-luka telah dibawa ke Rumah Sakit Kramatjati dan Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta.
Sambodo mengatakan, sejauh ini anggotanya sedang mendalami penyebab kecelakaan itu mulai dari dugaan sopir mengantuk atau mungkin terjadinya rem blong.
"Kita akan melihat apakah ini human error, artinya bisa saja si sopir ngantuk atau melamun atau tidak konsentrasi dan sebagainya. Atau bisa juga ada kerusakan pada rem. Rem tak berfungsi atau blong dan sebagainya," kata Sambodo.
Polisi melakukan penyelidikan awal dengan melakukan pemeriksaan darah dari pengemudi bus transjakarta yang menabrak dan menjadi korban tewas.
"Diambil darah sopir (bus transjakarta) yang belakang yang meninggal," kata Sambodo.
Sambodo mengatakan, pengecekan darah sopir bus transjakarta untuk memastikan kondisinya saat mengemudi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.