JAKARTA, KOMPAS.com - Dadang (41), bercerita kejadian saat ia menjadi salah satu korban kecelakaan bus Transjakarta di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur.
Saat itu, Dadang merasa bus Transjakarta yang ia tumpangi melaju normal dari kawasan Pluit, Jakarta Utara. Ia hendak menuju Bekasi untuk bekerja.
Namun, sesampainya di Halte Cawang-Ciliwung, bus yang ia tumpangi menghantam bus di depannya.
"Duduk di paling belakang, 'mental' sampai ke tengah. Saya bangun sendiri, cuma nggak bisa napas dan masih sadar," kata Dadang saat ditemui wartawan di RS Budhi Asih, Jakarta Timur, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Anies Ceritakan Kondisi Korban Kecelakaan Bus Transjakarta, Ada yang Harus Dioperasi
Saat itu, pintu bus tertutup. Dadang memutuskan keluar melalui jendela yang kacanya sudah pecah.
"Saya turun dari pecahan-pecahan kaca depan bus itu sambil jalan biasa," ujar Dadang.
Dadang juga melihat banyak darah dalam bus yang ia tumpangi.
"(Penumpang) tergeletak, semua ada darah," kata dia.
Akibat kecelakaan itu, Dadang mengalami benjol di bagian kepala. Ia mengaku masih trauma.
Kesaksian juga diungkapkan, Hilaludin, penumpang bus Transjakarta yang sedang 'ngetem'.
Hilaludin mendengar dentuman saat bus belakang menghantam bus yang ia tumpangi.
"Saya di bus pertama. Duduknya di belakang. Kayak meledak, langsung "bruk". Saya pikir itu ponsel meledak. Kaca pada pecah," ujar Hilaludin.
Hilaludin mencoba bangun setelah terjatuh. Pandangannya kabur.
"Kepala saya agak pening. Sakit kagetnya, saya panas dingin. Saya istirahat sejenak," kata Hilaludin.
Baca juga: Anies: Seluruh Biaya Pengobatan Korban Kecelakatan Bus Transjakarta Akan Ditanggung
Hilaludin mengalami patah tulang kaki kanan akibat kecelakaan itu.