JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI menegaskan bahwa calon penumpang masih bisa menyertakan hasil tes Covid-19 baik dengan metode polymerase chain reaction (PCR) maupun swab test antigen sebagai syarat naik kereta api.
Hal tersebut dikatakan Vice President Public Relation PT KAI Joni Martinus saat dikonfirmasi, Rabu (27/10/2021) sore.
“Saat ini persyaratan naik kereta api masih bisa menggunakan PCR atau pun antigen,” ujar Joni.
Baca juga: Validasi Status Vaksinasi, Kini Pembelian Tiket KA Jarak Jauh Wajib Sertakan NIK
Joni mengatakan, aturan syarat PCR maupun antigen tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 89 Tahun 2021 Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Selain itu, acuan yang digunakan yaitu Inststruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 dan Nomor 54 Tahun 2021.
Artinya, penumpang masih bisa menggunakan hasil tes swab antigen untuk naik kereta api.
Baca juga: Syarat PCR buat Naik Kereta, Warga: Enggak Masalah kalau di Bawah Rp 100.000
Sebelumnya, pemerintah kembali melakukan penyesuaian terhadap pelaku perjalanan transportasi domestik, terutama moda transportasi kereta api (KA).
Pelaku perjalanan dengan kereta api antarkota dari dan ke daerah di wilayah Pulau Jawa serta daerah yang ditetapkan wajib menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama dan surat keterangan hasil tes PCR atau negatif swab antigen.
Sampel diambil dalam kurun waktu 2x24 jam sebelum keberangkatan atau hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 1x24 jam atau di stasiun sebelum keberangkatan.
Sejumlah warga mengkritik rencana pemerintah terkait penerapan hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk seluruh moda transportasi termasuk kereta api.
Penerapan tes PCR sebagai salah satu dokumen resmi perjalanan kereta api dinilai tidak perlu.
Tami (29), warga Citayam mengatakan, tes PCR dirasakan belum diperlukan sebagai syarat perjalanan.
Tami menyebutkan, syarat tes PCR cukup memberatkan dirinya untuk bepergian naik kereta.
“Kecuali kalau digratiskan atau minimal harganya Rp 100.000 lah,” kata Tami saat dihubungi, Rabu (27/10/2021) sore.
Ia mengatakan, kereta adalah salah satu pilihan transportasi untuk menengah ke bawah yang ia rasakan sudah sulit untuk digunakan.
Tami heran mengapa angka Covid-19 sudah melandai tetapi syarat untuk bepergian malah lebih diperketat daripada saat kasus terkonfirmasi Covid-19 masih tinggi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.