Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Warga Koja Keracunan Nasi Kotak, PSI: Kami Bertanggung Jawab dan Tidak Lari

Kompas.com - 27/10/2021, 23:24 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan tidak akan lari dari tanggung jawab terhadap korban insiden keracunan nasi kotak di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.

Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PSI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan, terhadap korban nasi kotak yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, pihaknya juga tidak akan menghalangi apabila memang ingin melaporkan persoalannya ke pihak berwajib.

"Kami bertanggung jawab dan tidak lari sama sekali terkait persoalan ini," ujar Elva saat dihubungi di Jakarta Utara, Rabu (27/10/2021), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Warga Koja Mual dan Muntah Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Parpol

Dalam peristiwa itu, sebanyak 35 warga Kampung Beting, Koja, mengalami mual dan muntah, diduga setelah mengonsumsi nasi kotak yang dibagikan PSI Jakarta Utara.

Sebanyak 23 orang sempat dirawat di Rumah Sakit Koja. Sebanyak 18 orang sudah dibolehkan pulang, sehingga tersisa lima orang lagi yang saat ini masih dirawat.

Wali Kota Jakarta Utara (Jakut) Ali Maulana Hakim mengatakan, pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini sebagian besar adalah anak-anak.

Hal itu diungkapkan Ali saat membesuk lima orang warga RW 06 Kelurahan Koja di RSUD Koja, Selasa (26/10).

Sebelumnya, Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha meminta maaf terkait kasus keracunan massal, diduga karena program nasi kotak (rice box) yang dibagikan partainya.

Hal itu disampaikan saat Giring menjenguk korban keracunan yang masih dirawat di RSUD Koja pada Senin (25/10) malam.

Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Partainya, PSI Minta Maaf

Ia menambahkan, kader PSI DKI Jakarta 24 jam akan terus mendampingi sejumlah korban.

"Kami di sini untuk benar-benar (menunjukkan) ada rasa simpati dan tanggung jawab," kata Giring.

Selain meminta maaf, Pengurus Wilayah PSI DKI Jakarta juga akan memberikan santunan kepada para korban dan akan melakukan investigasi internal terhadap kader pengurus daerah PSI Jakarta Utara.

Sementara itu, ibu salah satu korban, Dina Minatta (37), melaporkan kejadian yang menimpa dua anaknya ke polisi.

Dina mengatakan, laporan itu dia layangkan ke Polres Metro Jakarta Utara, Senin (25/10/2021).

"Iya saya membuat laporan ke Polres Jakarta Utara. Yang keracunan itu anak saya dua, anak kedua sama anak ketiga, umur 5 tahun sama 4 tahun. Kemarin saya minta bantuan LBH, saya melapor hari Senin jam 12 siang," kata Dina kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Baca juga: Ibu Korban Keracunan Nasi Kotak dari PSI di Koja Lapor Polisi

Dina mengatakan, kedua anaknya mengalami mual dan muntah setelah menyantap nasi kotak dari PSI pada Minggu (24/10/2021).

Setelah itu, Dina membawa kedua anaknya ke Rumah Sakit Koja karena mulai mengalami diare.

"Saya (warga yang) pertama kali datang ke IGD, karena anak saya sudah parah banget. Kondisinya buang air terus," ucap Dina.

Melihat kondisi kedua anaknya, Dina memutuskan untuk membuat laporan.

Terlebih lagi, menurut Dina, pihak PSI tidak datang menemuinya saat berkunjung ke rumah sakit untuk melihat warga yang keracunan.

"Anak saya sudah parah banget, terus mereka datang kok anak saya enggak ditengok, yang lain ditanya," ucap Dina.

"Kalau saya enggak lapor, nanti kalau anak saya meninggal, saya minta tanggung jawab siapa?" tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com