Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipa PAM Jaya Bocor 44 Persen, Butuh Rp 7 Triliun untuk Perbaiki Separuhnya Saja

Kompas.com - 04/11/2021, 05:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PAM Jaya menyebut bahwa terdapat kebocoran cukup signifikan dalam sistem perpipaan untuk mengalirkan air bersih kepada warga di DKI Jakarta.

"Jadi, dari hasil produksi sampe jadi volume bill, itu bocor 44 persen," kata Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo, ditemui Kompas.com di sela rapat pembahasan anggaran di Grand Cempaka Resort Megamendung, Jawa Barat, Rabu (3/11/2021) malam.

Bambang berujar, kebocoran itu sudah relatif lebih baik ketimbang sebelumnya sempat mencapai 58 persen.

Berdasarkan studi yang dilakukan PAM Jaya, 80 persen dari seluruh kebocoran disebabkan oleh kebocoran fisik perpipaan.

Baca juga: Ketersediaan Air Bersih Masih Jadi Masalah bagi Warga Jakarta

Sisanya adalah kebocoran komersial, baik akibat pencurian air (illegal tapping) atau masalah pencatatan meter.

Menurut Bambang, usia perpipaan yang diklaim sudah lebih dari 25 tahun mengambil peranan dalam kebocoran fisik ini.

"Kebanyakan ya leakage (bukaan) di sambungannya. Kan itu di dalam (tanah), jadi kalau kita ingin memperbaikinya harus dibongkar, baru bisa dibenerin. Yang kelihatan itu kalau burst (semburan), yang bisa langsung kita perbaiki," jelasnya.

"Kita butuh Rp 7 triliun untuk ganti perpipaannya, kemudian ganti sambungan-sambungannya. Itu kita proyeksikan segitu tidak langsung (menurunkan kebocoran hingga) 10 persen, tapi Rp 7 triliun itu (menurunkan kebocoran) jadi 26 persen lah," lanjut Bambang.

Baca juga: Wagub Tegaskan Pemprov DKI Tak Pernah Larang Warga Gunakan Air Tanah

Meskipun demikian, PAM Jaya tidak mengusulkan perbaikan kebocoran perpipaan secara menyeluruh sebagai kegiatan prioritas mereka pada 2022.

Menurut Bambang, pihaknya tetap akan melakukan perbaikan dan pemeliharaan untuk mencegah tingkat kebocoran semakin tinggi.

PAM Jaya lebih mengutamakan pembangunan jaringan perpipaan baru melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ciliwiung-Pesanggrahan dan Jatiluhur-Karian, yang dianggap lebih efisien ketimbang memperbaiki seluruh jaringan perpipaan yang sudah ada.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berharap, dalam beberapa tahun ke depan, tidak ada lagi warga Jakarta yang menggunakan air tanah untuk sumber air baku.

"Harapan kami nanti dalam beberapa tahun ke depan tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan air tanah," tutur Riza dalam rekaman suara, Jumat (8/10/2021).

Penggunaan air tanah ditengarai menjadi penyebab land subsidence atau penurunan muka tanah di DKI Jakarta.

Baca juga: Pemprov DKI Harap Beberapa Tahun Lagi Tak Ada Warga Gunakan Air Tanah

Untuk itu, kata Riza, Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun sumber air baku di Bendungan Jatiluhur 1 dan Karian Serpong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com