TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga Gang Kicau, Larangan Utara, Kota Tangerang, Banten, mengeluh soal banjir setinggi 80 sentimeter yang terjadi di permukiman mereka, Minggu (7/11/2021).
Endang (60), warga Gang Kicau, mengatakan banjir di wilayah itu lebih parah daripada banjir yang terakhir kali terjadi pada Februari 2021. Pasalnya, ketinggian banjir yang terjadi kemarin jauh lebih tinggi dari pada saat bulan Februari 2021.
"Yang kemarin parah, lebih parah daripada yang kejadian pas Februari 2021. Kemarin lebih tinggi sampai masuk-masuk ke rumah warga di sini," ujar Endang saat ditemui, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Kompleks Taman Asri Larangan Banjir, Warga Duga karena Peninggian Jalan
Dia mengungkapkan, banjir yang terjadi hari Minggu kemarin tergolong lebih tinggi karena sumber banjir berasal dari dua lokasi. Salah satu sumbernya, yakni luapan anak kali yang berada di dekat Gang Kicau.
Luapan anak kali itu, kata Endang, kerap menjadi sumber genangan di Gang Kicau.
"Kalau hujan sebentar, air luapan dari anak kali situ memang suka ngebuat genangan sampai banjir di sini," paparnya.
Endang menduga, sumber banjir lain di Gang Kicau muncul akibat proyek peninggian jalan menuju sungai di Jalan Prof Hamka, Larangan Utara.
Meski jarak antara peninggian jalan dan Gang Kicau agak jauh, tetapi imbas dari proyek tersebut mencapai permukiman Endang. Jarak antara Gang Kicau dan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sekitar 230 meter.
Menurut dia, proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sudah berlangsung selama dua bulan dan belum rampung hingga saat ini.
"Kan jalan ke arah jembatan ditinggiin, nah aliran air jadinya enggak bisa ngalir di sana. Jadi banjir kemarin itu dari dua sumber, makanya lebih parah dan banjirnya lebih tinggi," ujar Endang.
Dia mengaku banjir masuk ke rumahnya hingga sekitar se-mata kaki. Namun, banjir di depan kediamannya mencapai paha orang dewasa.
Banjir yang memasuki rumahnya lebih rendah lantaran kediamannya memang ditinggikan.
Saat banjir terjadi pada Minggu kemarin, Endang langsung mengevakuasi kendaraan-kendaraan miliknya ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Update Banjir di Kota Bekasi: 6 Titik Sudah Surut, 1 Wilayah Masih Terendam
"Alat elektronik semua saya angkat ke lantai dua. Lemari, meja, kursi juga. Enggak bakal saya turunin sampai Februari tahun depan nanti, takut banjir lagi di sini," kata dia.
Endang berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dapat membuat turap di anak kali yang terletak di dekat Gang Kicau dan mempercepat pengerjaan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu.
Di sisi lain, dia sendiri mengaku sudah sering membahas soal banjir di Gang Kicau ke pihak kelurahan setempat. Akan tetapi, pihak kelurahan tidak menindaklanjutinya sehingga banjir tetap terjadi.
"Ah kayaknya percuma ya. Saya sudah 20 tahun tinggal di sini, dari rumah cuma ada tiga biji, ya masih ada (banjir)," kata Endang.
Tina (30), warga Gang Kicau lain, juga menduga peninggian jalan menuju jembatan itu menjadi penyebab banjir di permukimannya menjadi lebih parah pada kemarin. Menurut dia, saat hujan berintensitas sedang mengguyur lokasi itu, banjir tidak sampai memasuki kediamannya.
"Biasanya saar hujan sedang, banjir enggak sampai rumah. Karena pembangunan jalan menuju jembatan, hujan sedang saja sudah banjir. Air tetap masuk dari daerah depan," ujar dia, Senin.
Tina khawatir banjir dapat membawa penyakit kepada keluarganya serta warga lain di permukiman tersebut. Karena itu, dia berharap bahwa Pemkot Tangerang dapat mendengar keluhan masyarakat Gang Kicau yang kerap menjadi korban banjir.
"Semoga bisa mendengar aspirasi dari warga di permukiman di dalam sini gimana caranya biar enggak banjir. Walaupun jalannya dibenahi, tolong permukimanya juga. Permukiman rakyat kecil terkena dampak," papar Tina.
Berdasar pantauan Kompas.com, proyek peninggian jalan menuju jembatan di Jalan Prof Hamka belum rampung. Jalan menuju jembatan itu jadi jauh lebih tinggi daripada bangunan di sekitarnya. Dengan demikian, aliran air di Jalan Prof Hamka tidak dapat mengalir dengan baik ke kali yang berada di bawah jembatan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.