Rachmi mengakui berjualan ikan cupang cukup menguras waktu dan tenaga. Pasalnya, air untuk ikan cupang harus rutin diganti.
Selalu ada rezeki
Soal pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari, Rachmi mengaku selalu ada rezeki. Setiap bulannya ia harus membayar kontrakan dan membeli obat-obatan untuk penyakitnya.
Rachmi bercerita, dirinya sempat terkena stroke di tahun 1984. Beruntung dengan penanganan cepat, Rachmi bisa kembali pulih.
Untuk kebutuhannya, Rachmi masih mendapatkan bantuan dari negara sebesar Rp 50 juta per tahun. Bantuan itu diberikan sebagai tanda jasa untuk keluarga Ismail Marzuki.
Uangnya ia gunakan untuk membayar uang kontrakan, membeli obat, dan kebutuhan sehari-hari.
“Untuk obat darah tinggi, asam urat, kolesterol. Ya orang sepuh kan ada aja,” ujar Rachmi.
Selama pandemi Covid-19, bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk keluarga pahlawan pun dihentikan. Rachmi mengaku tak lagi menerima bantuan itu.
“Kami dulu dapat santunan dari DKI Jakarta Rp 1.350.000. Selama pandemi, sama Anies dihapus. Alasannya buat penanganan Covid-19. Itu santunan dari Dinas Sosial. Kan itu dari tunjangan keluarga pahlawan,” tambah Rachmi.
Namun, ia tak mengeluh. Rachmi percaya bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki.
“Jangan ngeluh. Allah sudah kasih jalannya. Dibilang komplen, enggak. Ngapain juga. Gelar pahlawan itu ya kan jalan dari Allah juga,” kata Rachmi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.