"Ada juga pabrik tahu, karyawannya banyak, mereka langsung buang ke kali," ucap Sarino.
"Kemarin kami survei dan nyata, mereka nggak punya septic tank," kata dia.
Sarmili (65), warga Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, termasuk yang tidak memiliki tangki septik di rumahnya.
"Kami ya ngikutin orang-orang saja. Kalau warga di pinggir kali, kalau ditanyain ya hampir semuanya (nggak punya septic tank), jangan cuma saya," kata Sarmili saat ditemui di RT 014 RW 006 Rambutan, Rabu kemarin.
Sarmili mendirikan rumahnya di Rambutan tahun 1982. Dulu, kata dia, rumah di pinggir kali tidak sebanyak sekarang.
"Saya kan bangun rumah tahun 1982. Baru satu hingga dua rumah yang di pinggir kali," ujar Sarmili.
Sarmili masih menunggu kelanjutan program dari Kecamatan Ciracas soal penataan "wc helikopter" atau jamban.
"Tempo hari sudah ada, cuma enggak ada kelanjutannya. Mau buat di mana aja boleh," ujar Sarmili.
Suhartono tidak menampik, program penataan jamban di wilayahnya terhambat karena pandemi Covid-19.
"Selama pandemi Covid-19 memang tertunda," kata Suhartono.
Pihaknya kini berupaya menggandeng program corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan untuk merampungkan program tersebut.
Rencana terdekat, warga yang memiliki kontrakan tetapi belum memiliki tangki septik, akan diimbau untuk membangun tangki septik.
"Kami akan mengumpulkan orang-orang yang punya kontrakan. Kadang kontrakannya di sini, tapi yang punya enggak ada di tempat," ujar Suhartono.
Sementara itu, Mamad mengatakan, program penataan jamban di Ciracas yang digagas sejak awal 2020 itu hingga kini masih berproses.
"Yang dari PD PAL Jaya masih berproses, tapi ada kendala apa saya belum tahu," kata Mamad.
"Yang dari Kementerian (PUPR) ada, cuma administrasi masih belum selesai," ujar Mamad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.