Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pekan Berlalu, Kasus Tewasnya WN Nigeria di Rudenim Jakarta Belum Jelas

Kompas.com - 26/11/2021, 16:03 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus tewasnya seorang warga negara Nigeria berinisial KC di kantor Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) di Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat, masih belum jelas.

Lebih dari dua pekan berlalu setelah kejadian, Kepolisian belum mau menjelaskan dengan alasan masih dalam penyelidikan.

Jenazah KC (31) ditemukan tergeletak di Rudenim pada Selasa (9/11/2021) pukul 12.20 WIB. KC ditemukan tepat setelah terjadinya kericuhan.

"Proses penyelidikannya masih berjalan," jelas Kapolsek Kalideres, AKP Hasoloan Situmorang saat dikonfirmasi, Jumat (26/11) 2021).

Baca juga: WN Nigeria Meninggal Dunia di Kantor Rudenim Jakarta, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Meski sudah lewat dari dua pekan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil otopsi resmi dari RS Polri Kramar Jati, tempat di mana jenazah KC diotopsi.

"Sedang berjalan prosesnya. Kami masih menunggu hasil resminya," kata dia.

Sementara itu, pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi terkait tewasnya KC.

"Ada tiga orang saksi, pihak-pihak yang mengetahui tentang kejadian tersebut," kata Hasoloan.

Selain itu, Hasoloan menyebut pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Nigeria untuk Indonesia selama proses penyelidikan.

"Tetap dilakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Nigeria. Koordinasi berjalan dengan baik," kata dia.

Baca juga: Akui Sempat Ada Perlawanan Fisik, Ditjen Imigrasi Sebut WN Nigeria Meninggal di Rudenim akibat Sakit Jantung

Kericuhan

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen Imigrasi) mengakui adanya kericuhan antara detensi imigran (deteni) dengan petugas Rudenim Jakarta, pada Selasa siang.

Kepala Bagian Humas dan Umum Dirjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara menjelaskan, beberapa deteni asal Nigeria melakukan perlawanan fisik kepada petugas rudenim dan petugas dari Polsek Kalideres yang membantu pengamanan.

Para deteni, kata dia, menolak saat akan dipindahkan ke blok sel lainnya.

"Kegiatan pemindahan deteni ini sempat ricuh sehingga petugas menghentikan prosesnya dan kemudian melakukan persuasi kepada deteni," ungkap Angga, biasa dia akrab disapa, dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021) malam.

Untuk menjaga kondisi keamanan Rudenim Jakarta, Angga beralasan, sembilan orang deteni yang melakukan perusakan pintu sel dan diduga provokator, dipindahkan ke kantor imigrasi berbeda di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com