JAKARTA, KOMPAS.com - Bus Transjakarta mengalami sedikitnya empat kecelakaan dalam 40 hari terakhir.
Kecelakaan terparah terjadi pada 25 Oktober 2021. Sebanyak 31 orang mengalami luka-luka dan memakan dua korban tewas, di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.
Kecelakaan kembali terjadi berselang empat hari, tepatnya 29 Oktober 2021, di Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Lalu, dua hari berturut, bus Transjakarta kecelakaan pada Kamis (2/12/2021), karena menabrak pos polisi di Jalan Mayjen Sutoyo, PGC, Jakarta Timur.
Baca juga: Kecelakaan Berulang Bus Transjakarta, Perombakan Direksi Belum Jadi Opsi
Esoknya, bus Transjakarta mengalami kecelakaan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (3/12/2021).
Direksi PT Transjakarta meminta maaf atas rentetan kecelakaan bus belakangan ini.
"Bapak dan Ibu sekalian, serta rekan-rekan semua, saya atas nama direksi PT Transjakarta memohon maaf terkait kecelakaan di hari Kamis dan Jumat kemarin," kata Direktur Utama Yana Aditya, dalam jumpa pers di kantor PT Transjakarta, Sabtu (4/12/2021).
"Saat ini kami sedang berupaya keras melakukan perbaikan-perbaikan. Kita akan lakukan audit menyeluruh terkait dengan keamanan operasi di Transjakarta," jelasnya.
Yana menjelaskan, setelah kecelakaan pada 25 Oktober 2021, Transjakarta melakukan pembenahan internal dengan menggelar pemeriksaan medis (medical checkup/MCU) besar-besaran.
Baca juga: Kecelakaan Berulang, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Operasional
Selain itu, Transjakarta juga menggelar pembinaan pengemudi/pramudi dengan Master Driver Transjakarta dan Polda Metro Jaya.
"Tapi pembinaan pramudi memang butuh waktu, untuk setiap operator dengan jumlah pengemudi yang banyak. MCU yang masif dilakukan memang butuh waktu," ucapnya.
Kemudian, kecelakaan Kamis dan Jumat lalu, membuat Transjakarta menyerahkan proses audit keamanan operasional kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Dua operator yang terlibat kecelakaan pada 2 hari terakhir, yaitu Mayasari Bhakti dan Steady Safe, dihentikan operasinya untuk sementara.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menekankan, bus Transjakarta yang sering mengalami kecalakan membuat penilaian publik menjadi negatif terhadap transportasi umum.
Persepsi ini, kata Aziz, yang tidak ingin ditumbuhkan untuk transprotasi publik ke depan.
"Kita tidak ingin kejadian (kecelakaan) seperti ini membuat publik menilai bahwa angkutan umum (Transjakarta) ini tidak aman," kata Aziz saat dihubungi melalui telepon, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Transjakarta Kerap Kecelakaan, Penumpang Merasa Ngeri dan Sebut Sopir Sering Ugal-ugalan
Peristiwa 4 kecelakaan bus Transjakarta dalam 39 hari, kata Aziz, membuat penilaian publik seolah-olah sopir Transjakarta berkendara dengan ugal-ugalan.
"Kita tidak ingin ada image itu, jadi harus diperbaiki lah semuanya, ya (dari) sistemnya lah ya (dari) orangnya," kata Aziz.
Untuk itu, Aziz berencana memanggil jajaran direksi Transjakarta untuk mendengar penjelasan terkait kecelakaan beruntun itu.
Jajaran direksi Transjakarta, kata Aziz, akan dipanggil bersama Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Badan Pembina BUMD DKI Jakarta.
"Besok (Senin (6/12/2021) kita panggil TJ ini untuk melaporkan update dari rekomendasi yang kita berikan. Sudah sejauh mana, sudah jalan apa belum, hambatannya apa kalau belum jalan. Kalau sudah jalan kenapa bisa jadi seperti ini (kecelakaan)," tutur Aziz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.