"Di sekitar sini, saya sudah lihat tiga kali kebakaran besar. Setidaknya 10 tahun sekali, ada kebakaran," ungkap Dadang.
Ia mengenang, kebakaran melahap rumahnya pada 19 Mei 2020 pagi, tepat selepas waktu imsak di bulan ramadhan.
Baca juga: Anak Buah Anies Sebut Sumur Resapan Warisan Jokowi, Dulu Tak Masalah, Kenapa Kini Jadi Soal?
Saat itu, seratusan rumah di dalam gang belakang rumahnya, menyala dalam kobaran api. Warga terlihat sibuk mencari air dan menyelamatkan barang di antara gang-gang sempit.
Terdengar suara gaduh warga berteriak mencari anggota keluarganya, diiringi tangis yang nyaring terdengar terbawa angin. Beradu nyaring dengan suara sirine mobil pemadam kebakaran di jalan, terparkir jauh tak bisa masuk gang.
Dadang mengingat, saat api mulai menjilati rumah tiga lantai miliknya, ia hanya bisa terdiam melihat rumahnya runtuh. Tak ada rencana untuk menyelamatkan barang-barang dari dalam rumah.
Baca juga: Misteri Sebab Sumur Resapan di Lebak Bulus Banyak yang Ambles
"Saat itu saya enggak panik, meski semua terbakar habis. Karena saya sudah pasrah aja. Barang-barang saya biarin. Saat itu saya sadar, bahwa semuanya milik Allah. Itu Allah punya kehendak," ungkap Dadang.
Ia mengaku ikhlas. Dadang sudah sangat bersyukur bahwa belasan anak, menantu, dan cucunya selamat tanpa luka sedikit pun dalam peristiwa nahas itu.
Lebih jauh, ia berharap masyarakat yang tinggal di dawrah rawan kebakaran khususnya Tambora, untuk selalu waspada dalam menghadapi tanda-tanda kebakaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.