Selain itu, lanjut Amalia, terdapat perubahan sikap yang ditunjukkan anaknya setiap kali mengingat atau melihat foto Bambang Pamungkas.
Menurut dia, sang anak bahkan sempat menyatakan tidak ingin bertemu dengan pesepak bola tersebut, sejak ditelantarkan selama setahun terakhir.
"Dia jadi emosi terus kalau lihat foto ayahnya. Dia tahu itu ayahnya, tapi enggak mau melihat wajah ayahnya. Jadi marah dan menolak. Emosi cenderung berubah, saya merasa banget dia jadi emosian," pungkasnya.
Berharap ada iktikad baik
Untuk itu, Amalia berharap ada iktikad baik dari Bambang Pamungkas untuk mengakui dan menafkahi anak-anaknya.
Menurut dia, kasus yang dilaporkannya ke Polda Metro Jaya sebetulnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan jika ada iktikad baik dari Bambang Pamungkas.
"Harapannya saudara Bepe (Bambang Pamungkas) bisa dengan segala kerendahan hati beliau menyadari bahwa untuk apa ini diperpanjang," ungkap Amalia.
"Diselesaikan saja dengan komunikasi yang baik, jangan diteruskan lagi berbohongnya, karena akan bergulir terus, semakin besar permasalahannya," sambungnya.
Wati pun menegaskan bahwa kliennya tidak bermaksud untuk memidanakan Bambang Pamungkas.
Menurut Wati, Amalia siap berdamai dan tidak meneruskan proses hukum jika Bambang tidak lagi menelantarkan anak-anaknya.
"Kami pada prinsipnya, laporan ini bukan berarti ingin menjebloskan atau memperpanjang masalah. Kalau ada iktikad baik dari beliau, ya ini kami akan terima. Kita pun akan berdamai," ungkap Wati.
Selain itu, lanjut Wati, pesepak bola itu juga harus bersedia memberikan nafkah kepada anak-anak yang dilahirkan Amalia.
"Kalau memang itu anaknya, kami minta juga terkait pemenuhan nafkahnya, tapi itu tentatif ya, semampunya, enggak ada tuntutan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.