"Ini menuju ke tahap 10 hektare, yang 6 hektare kan sudah selesai. ini 3 hektare menuju 10 hektare. Sudah penuh semua kan, Tegal Alur full, Pondok Rangon udah full," kata Hari di Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2021)
Ia pun menyebut, pada masa lonjakan kasus Covid-19 Juni-Juli lalu, rata-rata pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan di TPU Rorotan berjumlah 400 jenazah per hari.
Masalah yang dihadapi Ibu Kota bukan hanya fasilitas kesehatan saja, warga juga harus berjuang mendapatkan oksigen.
Kasubag Humas RS Fatmawati Jakarta Selatan, Atom mengatakan, oksigen di rumah sakit mulai menipis, khususnya untuk tabung gas portabel.
"Infonya untuk tabung gas portabel yang memang ada sedikit hambatan, tapi alhamdulillah bisa teratasi, untuk gas liquid kita sudah terisi," kata Atom, Minggu (4/7/2021).
Belum lagi pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit harus berjuang mandiri mendapatkan oksigen. Keluarga mereka harus antre mendatangi fasilitas pengisian oksigen berbayar.
Seperti antrean di pos pengisian oksigen di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur pada Senin kemarin.
Rismanto, salah satu warga yang sedang membawa tabung oksigen mengaku sudah antre berjam-jam demi mendapatkan 1 meter kubik oksigen yang dipatok dengan harga Rp 30.000.
"Saya antre dari pukul 08.00 WIB dan baru dapat sekitar pukul 09.30 WIB. Ini sekarang Rp 30.000 harganya. Ini untuk ibu saya yang lagi isolasi mandiri di rumah," kata Rismanto, sebagaimana diwartakan Tribun Jakarta.
Kondisi serupa juga terjadi di depot pengisian oksigen di CV Rintis Usaha Bersama di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Tak berselang lama setelah penjual memasang papan informasi bertulisan "Buka jam 14.00", warga mulai berdatangan. Nurdini, hanya bisa menangis melihat antrean panjang di depannya.
Ia bercerita harus segera mendapatkan oksigen demi sang ayah yang sudah mengalami sesak.
“Bapak saya udah parah, lagi sesak, baru lagi merasakan sesak. Kemarin enggak apa-apa. Kirain saya enggak antre, tahunya antre, makanya saya kaget,” ujar Nurdini sambil menangis, seperti diberitakan Wartakotalive.com.
“Saya dari pagi cari isi ulang oksigen, sudah cari ke mana-mana, tapi habis,” tambahnya.
Atas kebaikan pembeli lainnya, Nurdini pun dipersilakan menyerobot antrean untuk mengisi tabungnya dan segera pulang menuju rumahnya di kawasan Pisangan, Jakarta Timur.
****
Pertengahan 2021, memang menjadi catatan duka bagi banyak orang. Menengok ke momen itu mungkin memberi perih, namun sekaligus pengingat.
Rentetan duka itu bisa saja kembali lagi, mengingat virus jahat ini masih enggan angkat kaki dari negeri ini.
Terlebih, berbagai ramalan datangnya gelombang ketiga kasus Covid-19 bisa saja datang di awal tahun nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.