Bahkan, kata dia, warga ada yang menunggu hingga malam hanya untuk bisa mendapatkan persediaan air.
"Sekarang lagi enggak begitu lancar, warga ada yang sampai bergadang," kata dia.
Wati mengatakan, meskipun air dari master meter muncul pada waktu jadwal tertentu saja, tetapi airnya masih tetap bisa digunakan.
Meski untuk minum, warga lebih memilih membeli air galon isi ulang saja.
"Master meter ada yang punya di depan, jadi dari satu orang yang punya itu dialirkan ke warga," kata dia.
Baca juga: Warga Kampung Bandan Minta PT Palyja Segera Selesaikan Krisis Air
Dia mengatakan, master meter di kawasannya baru dimulai sekitar empat tahun lalu. Sebelumnya, warga selalu membeli air dari gerobak dorong.
"Jadi menampung dulu di satu yang punya, nanti dialirkan ke warga. Bagian mana dulu (yang dialirkan) ada jadwalnya," kata dia.
Oleh karena itu, tempat penampungan sangat penting agar warga tetap memiliki persediaan air bersih saat tidak mendapat aliran dari meteran induk.
"Tapi volume airnya (yang didapat) tergantung juga. Kalau yang punya pompa air dapatnya cepat dan lebih banyak dari yang enggak karena jadi duluan nariknya," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.