Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Perundungan Terus Terjadi, Kriminolog: Jangan Langsung Salahkan Anak

Kompas.com - 13/01/2022, 19:06 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus bullying atau perundungan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi. Di Bekasi, belum lama ini beredar sebuah video rekaman anak yang sedang menangis sambil diejek oleh teman-temannya yang lain.

Dalam video rekaman berdurasi 1 menit 45 detik tersebut, anak malang tersebut tampak diinjak-injak oleh sekumpulan bocah yang diperkirakan usianya lebih tua dari korban.

Sembari menangis dan tak dapat berdiri, korban dikelilingi bocah-bocah yang merundungnya. Selain itu, ada pula bocah yang merekam peristiwa perundungan tersebut.

"Jadi guys, hari ini kami akan membakar orang yang terjatuh," ujar seorang bocah, yang suaranya terekam dalam video tersebut.

Baca juga: Viral, Kasus Perundungan Kembali Melibatkan Anak-anak

Menanggapi hal tersebut, Kriminolog Universitas Budi Luhur, Chazizah Gusnita, mengungkapkan bahwa ketika anak menjadi pelaku dalam kasus perundungan anak, maka ada faktor lain di sekeliling pelaku yang membuatnya melakukan tindak pidana.

"Ketika anak (melakukan) tindak pidana, maka kita tidak bisa langsung menyalahkan si anak. Ada berbagai faktor dari sekeliling juga, salah satunya paparan kekerasan dari keluarga atau bahkan dari lingkungan sekitar," ungkap Chazizah, saat dihubungi, Kamis (12/1/2022).

Ia mengatakan, ada sebuah struktur yang bisa diperhatikan ketika kasus perundungan terjadi. Dalam kasus yang terjadi di Bekasi, ia menganggap bahwa faktor umur menjadi alasan mengapa anak bisa menjadi korban kasus perundungan.

Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Trauma akibat Bullying

"Secara struktur, ada tingkatan yang menjadi faktor mengapa anak bisa menjadi korban. Entah itu secara usia, fisik, atau bahkan ekonomi. Kalo dalam kasus di Bekasi, kita bisa lihat kalau korban itu, secara usia lebih muda dibanding pelaku, ya," ujar Chazizah.

Chazizah menambahkan, ketika anak beranjak menuju usia remaja, ada peralihan emosional yang membuat mereka bida menjadi pelaku kejahatan.

"Ketika anak beranjak menuju usia remaja, maka ada sebuah peralihan emosi yang menjadikan anak ingin menunjukkan sesuatu, seperti ingin dilihat sebagai orang dewasa, misalnya," tambah Chazizah.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, banyak kejadian viral yang melibatkan anak dikarenakan perubahan perilaku masyarakat.

Baca juga: Catatan KPAI: 17 Kasus Perundungan dan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Terjadi Sepanjang 2021

"Zaman saat ini sudah beralih, ya. Kenapa sekarang banyak video viral kasus bullying, karena masyarakat sudah peduli dengan keadaan. Tidak seperti dahulu, yang banyak membenarkan hal-hal yang sebenarnya salah, dalam kasus ini, seperti bullying," ungkap Chazizah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com