JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Utara meminta PT PAM Lyonnase Jaya (Palyja) untuk memetakan masalah krisis air di sejumlah wilayah.
Sekretaris Kota Jakarta Utara Abdul Khalit mengarahkan agar pemetaan masalah oleh Palyja sebagai salah satu operator jaringan pipa air di wilayahnya menjadi bentuk antisipasi.
“Sebelum ada permasalahan kita harus mapping (memetakan). Seperti kita lakukan sweeping kebocoran terus dilakukan bersama tiga pilar hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan,” ujar Abdul saat audiensi dengan Palyja di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Senin (17/1/2022), dikutip dari siaran pers.
Baca juga: Krisis Air Berbulan-bulan di Kampung Baru Kubur, Palyja Akhirnya Beri Bantuan
Dalam pertemuan itu, pemkot dan Palyja membahas beragam upaya kolaborasi dalam meningkatkan penyediaan air bersih.
Abdul menyoroti pentingnya kolaborasi tiga pilar hingga di tingkat kelurahan maupun kecamatan.
"Terlebih dalam upaya pengawasan terhadap suplai aliran air bersih sehingga dapat meminimalisasi kebocoran pipa," kata dia.
Sementara, Direktur Customer Service and Distribusi Palyja Samuel I Sutandi memastikan, beragam upaya telah dilakukan untuk meningkatkan penyediaan air bersih kepada warga Jakarta Utara, khususnya di Kecamatan Pademangan dan Penjaringan.
"Jadi selama warga kesulitan air bersih, kami berikan bantuan air tangki maupun beberapa tandon di tempat yang memerlukan, sejauh itu masih dibutuhkan kami tetap akan mengirimkan," kata dia.
Pihaknya berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Pemkot Jakarta Utara untuk memaksimalkan penyediaan air bersih.
Baca juga: Camat Penjaringan Sebut Keluhan Warga soal Krisis Air Sudah Disampaikan ke Palyja
Adapun krisis air di sejumlah wilayah Jakarta Utara terjadi sejak beberapa bulan lalu. Di Penjaringan misalnya, pasokan air yang dihasilkan sedikit, bahkan berbau.
Hal ini dialami oleh sebagian warga di Kampung Baru Kubur. Warga berharap agar Palyja dapat segera memberi bantuan air untuk kebutuhan sehari-hari warga.
Ketua RT 07 Tony mengatakan, pasokan air selalu mati. Jika hidup pun airnya kotor, hitam, dan berbau busuk.
Terkadang air bersih hanya bisa diambil saat subuh, sekitar pukul 04.00 atau 05.00 WIB dengan volume yang sangat sedikit.
"Saya harus menunggu lama, baru penuh itu bak. Masa harus menunggu lama, nanti mesin pompa air bisa jebol," kata Tony saat ditemui di lokasi, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Tetap Bayar Tagihan meski Krisis Air, Warga Kampung Baru Kubur: Telat Sehari Denda Rp 35.000
Selain itu, warga tetap membayar tagihan meski sedang krisis pasokan air dari Palyja selaku operator.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.