Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Minta Palyja Petakan Masalah Krisis Air di Jakarta Utara

Kompas.com - 17/01/2022, 18:25 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Utara meminta PT PAM Lyonnase Jaya (Palyja) untuk memetakan masalah krisis air di sejumlah wilayah.

Sekretaris Kota Jakarta Utara Abdul Khalit mengarahkan agar pemetaan masalah oleh Palyja sebagai salah satu operator jaringan pipa air di wilayahnya menjadi bentuk antisipasi.

“Sebelum ada permasalahan kita harus mapping (memetakan). Seperti kita lakukan sweeping kebocoran terus dilakukan bersama tiga pilar hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan,” ujar Abdul saat audiensi dengan Palyja di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Senin (17/1/2022), dikutip dari siaran pers.

Baca juga: Krisis Air Berbulan-bulan di Kampung Baru Kubur, Palyja Akhirnya Beri Bantuan

Dalam pertemuan itu, pemkot dan Palyja membahas beragam upaya kolaborasi dalam meningkatkan penyediaan air bersih.

Abdul menyoroti pentingnya kolaborasi tiga pilar hingga di tingkat kelurahan maupun kecamatan.

"Terlebih dalam upaya pengawasan terhadap suplai aliran air bersih sehingga dapat meminimalisasi kebocoran pipa," kata dia.

Sementara, Direktur Customer Service and Distribusi Palyja Samuel I Sutandi memastikan, beragam upaya telah dilakukan untuk meningkatkan penyediaan air bersih kepada warga Jakarta Utara, khususnya di Kecamatan Pademangan dan Penjaringan.

"Jadi selama warga kesulitan air bersih, kami berikan bantuan air tangki maupun beberapa tandon di tempat yang memerlukan, sejauh itu masih dibutuhkan kami tetap akan mengirimkan," kata dia.

Pihaknya berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Pemkot Jakarta Utara untuk memaksimalkan penyediaan air bersih.

Baca juga: Camat Penjaringan Sebut Keluhan Warga soal Krisis Air Sudah Disampaikan ke Palyja

Adapun krisis air di sejumlah wilayah Jakarta Utara terjadi sejak beberapa bulan lalu. Di Penjaringan misalnya, pasokan air yang dihasilkan sedikit, bahkan berbau.

Hal ini dialami oleh sebagian warga di Kampung Baru Kubur. Warga berharap agar Palyja dapat segera memberi bantuan air untuk kebutuhan sehari-hari warga.

Ketua RT 07 Tony mengatakan, pasokan air selalu mati. Jika hidup pun airnya kotor, hitam, dan berbau busuk.

Terkadang air bersih hanya bisa diambil saat subuh, sekitar pukul 04.00 atau 05.00 WIB dengan volume yang sangat sedikit.

"Saya harus menunggu lama, baru penuh itu bak. Masa harus menunggu lama, nanti mesin pompa air bisa jebol," kata Tony saat ditemui di lokasi, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Tetap Bayar Tagihan meski Krisis Air, Warga Kampung Baru Kubur: Telat Sehari Denda Rp 35.000

Selain itu, warga tetap membayar tagihan meski sedang krisis pasokan air dari Palyja selaku operator.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com