Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekretaris Camat Benda: Kata Warga, Sebelum Ada Tol JORR II, Banjir Tidak Separah Ini

Kompas.com - 21/01/2022, 05:14 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekretaris Camat Benda Riswan Setyo belum bisa memastikan apakah banjir di wilayah administrasinya memang disebabkan oleh Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II.

Letak Kecamatan Benda berada tak jauh dari Tol JORR II. Ruas Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, yang terdekat dengan Kecamatan Benda, baru diresmikan pada 1 April 2021.

Riswan menyebut, berdasar keterangan warga, banjir yang terjadi kali ini memang lebih parah dari pada sebelum adanya tol JORR II.

Baca juga: Pihak Kecamatan Benda Dirikan Dapur Umum bagi Warga Terdampak Banjir

"Ada penuturan warga, memang banjir yang sekarang baru separah ini, sebelum-sebelumnya memang enggak," papar Riswan saat ditemui, Kamis (20/1/2022).

"Sebelum ada Tol JORR II emang enggak separah ini," sambung dia.

Riswan menyatakan, penyebab utama banjir di sejumlah kelurahan di Kecamatan Benda memang disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi.

"Kalau penyebab yang pertama jelas karena hujan besar, ini bukan menyalahkan alam," tutur dia.

Riswan mencontohkan, sebelum ada Tol JORR II, banjir yang kerap terjadi di Rawa Banban biasanya langsung surut usai hujan reda.

Baca juga: Lebih dari 1.000 Kepala Keluarga di Kecamatan Benda Jadi Korban Banjir

Namun, usai Tol JORR II berdiri, banjir di sana cenderung membutuhkan waktu yang lama hingga surut.

Di sisi lain, pihak Kecamatan Benda saat ini masih berkoordinasi dengan dinas jajaran Pemerintah Kota Tangerang untuk memastikan apakah Tol JORR II memang memperburuk banjir di sana.

"Saya juga belum memastikan ya karena memang masih berkoordinasi dengan dinas teknis apakah ada efek Tol JORR II," ungkap Riswan.

Sebelumnya, warga Kelurahan Jurumudi di Kecamatan Benda juga beranggapan bahwa pembangunan Tol JORR II tak terlalu memengaruhi munculnya banjir di sana.

Pasalnya, banjir memang terjadi di sejumlah lokasi di sana setiap tahunnya.

Baca juga: Sudah 3 Hari, Banjir di Kecamatan Benda Masih Setinggi 40 Sentimeter

"Tiap tahun juga banjir begini," ungkap warga RT04/RW 08, Kelurahan Jurumudi, Tarmuji (26).

Menurut Tarmuji, banjir di lokasi itu terjadi lantaran nihilnya drainase. Akibat nihilnya drainase di RT04/RW08 itu, banjir muncul pada Selasa (18/1/2022).

Kemudian, pada Rabu kemarin, ketinggian banjir sempat mencapai 60 sentimeter sebelum surut dan mencapai 40 sentimeter pada Kamis ini.

Dia menuturkan, banjir terparah di permukiman itu terjadi pada 2020, sebelum Tol JORR II diresmikan. Ketinggian banjir 5 tahunan itu mencapai 90 sentimeter.

Namun, dia tak menampik bahwa keberadaan Tol JORR II membuat banjir di permukiman itu menjadi lebih parah lagi.

Baca juga: 18 Titik Banjir di Kecamatan Benda, Pemkot Tangerang Sebut Drainase Tol JORR II Tak Memadai

"Tapi sejak ada tol, banjir memang makin parah," kata Tarmuji.

Hal senada disampaikan oleh warga lainnya, Lusi. Dia mengaku, banjir di daerahnya hampir terjadi setiap tahun.

"Banjir di sini hampir setiap tahun sih," ungkap dia saat ditemui di lokasi yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com