JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu para relawan menunjukkan bahwa dia semakin terbuka untuk maju dalam Pilpres 2024.
Adapun Anies diketahui bertemu relawannya di salah satu restoran di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/1/2022).
"Soal pencapresan Anies itu sudah diketahui publik. Sudah terbuka. Terlepas jadi atau tidak nanti nyapresnya, Anies pasti akan kelola relawan-relawannya dari saat ini," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (26/1/2022).
Baca juga: Melihat Manuver Anies Baswedan untuk Pilpres 2024...
Namun, apabila melihat kans kemenangan Anies pada Pilpres 2024, Ujang belum bisa memastikan apakah tinggi atau tidak.
Menurut dia, Anies butuh perjuangan keras karena masa jabatannya akan habis pada Oktober 2022 ini, sedangkan pilpres dan pilkada baru dimulai tahun 2024.
"Anies akan habis jadi gubernur. Butuh perjuangan keras agar bisa ikut pilpres atau pilkada," ujar dia.
Baca juga: Kans Kemenangan Anies Baswedan Dinilai Lebih Tinggi di Pilkada DKI Dibandingkan Pilpres
Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan bertemu relawan pendukungnya yang tergabung dalam Mileanis Sulsel di sebuah restoran di Makasar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/1/2022) malam.
Dalam pertemuan itu, Anies menegaskan saat ini belum waktunya mendeklarasikan diri sebagai calon presiden RI 2024. Ia saat ini masih fokus mengurus Ibu Kota Jakarta di sisa masa jabatannya yang akan berakhir pada Oktober 2022.
"Begini, saya jawab. Kalau belum masuk waktunya, jangan bunyikan suara azan," tutur Anies menganalogikan menjawab pertanyaan soal capres, seperti dilansir Antara.
Baca juga: Anies Belum Mau Bicara Deklarasi Capres, Pengamat: Strategi Raih Simpati Publik dan Parpol
Ia mengatakan, bilamana suara azan lebih awal diperdengarkan dan belum masuk waktunya, orang akan mempertanyakan ada apa gerangan.
"Artinya, coba diperhatikan, kalau dengar azan jam 10 pagi apa yang kita lakukan, semua pasti mengatakan apa ini? Betul kan. Ini belum masuk waktu azan, jadi jangan azan dulu, begitu kira-kira," tuturnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku masih melihat perkembangan. Ia kembali mengibaratkan, sebelum suara azan dikumandangkan, lebih baik dilaksanakan tahrim (tuntunan syarat shalat) lebih dulu.
"Kalau tahrim boleh, orang ambil wudu, datang ke masjid bahwa nanti akan ada azan. Tapi sebelum masuk, jangan azan dulu, semua muazin tahu prinsip itu," ulas Anies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.