Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2022, 07:22 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Median atau separator jalan di sebagian besar Jalan Raden Patah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga.

Sebagai informasi, Jalan Raden Patah terbagi atas tiga kelurahan, yakni Kelurahan Parung Serab, Paninggilan Utara, dan Sudimara Barat.

N (45), salah satu pedagang di Jalan Raden Patah, mengakui bahwa banyak pengendara kendaraan bermotor yang melewati Jalan Raden Patah atau pedagang setempat yang membuang sampah di median jalan itu.

"Orang luar juga. Sambil lewat, sambil nyimpen (meletakkan) sampah (di median Jalan Raden Patah). Bukan orang sini (pedagang) saja, bukan," sebutnya saat ditemui, Jumat (28/1/2022).

Baca juga: Setelah Diundang Anies, JRMK Batal Gelar Demo Akbar di Balai Kota

"Ujung sini sampe ke ujung sana, lampu merah, lihat aja. Udah ngelihat belum? Lihat sampai lampu merah, penuh (sampah). Sampai ke jembatan, nah penuh (sampah)," sambung dia.

N mengatakan, pedagang setempat membuang sampah di median jalan itu karena nihilnya tempat pembuangan sampah (sampah) di wilayah tersebut.

Lokasi terdekat yang memang dijadikan tempat pembuangan sampah, meski ilegal, adalah median jalan itu.

Dirinya pun membuang sampah di median Jalan Raden Patah juga karena mengikuti kebiasaan pedagang setempat.

"Ya kita ngikutin yang dulu saja, yang lama," ujarnya.

Warga yang mengendarai sepeda motor berhenti di tengah jalan untuk membuang sampah di separator jalan Raden Patah, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022). Kegiatan membuang sampah di separator jalan telah berlangsung lama. Setiap pagi petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang memenuhi separator di jalan tersebut.

KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
07-01-2022PRIYOMBODO Warga yang mengendarai sepeda motor berhenti di tengah jalan untuk membuang sampah di separator jalan Raden Patah, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022). Kegiatan membuang sampah di separator jalan telah berlangsung lama. Setiap pagi petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang memenuhi separator di jalan tersebut. KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI) 07-01-2022

Berdasar pantaun Kompas.com pada Jumat sekitar pukul 19.40 WIB, median Jalan Raden Patah belum sepenuhnya ditumpuk oleh sampah.

Untuk diketahui, di jalan Raden Patah, memang terdapat sebuah pasar, yakni Pasar Lembang.

Selain itu, banyak juga rumah toko (ruko) yang berjejer di Jalan Raden Patah.

Sampah-sampah itu terbagi di beberapa titik di median jalan tersebut.

Ada sampah yang dibungkus oleh plastik berwarna merah atau hitam, ada juga yang dibungkus oleh karung berwarna putih.

Baca juga: Gerak Cepat Pemkot Tangerang, Batalkan PTM 100 Persen saat Kasus Covid-19 Melonjak

Kebanyakan sampah di median itu tampak kering. Namun, tak dipungkiri bahwa sampah tersebut mengeluarkan bau yang menyengat.

Pedagang setempat atau pengendara kendaraan yang melintas tampak tak terganggu dengan pemandangan yang tidak mengenakkan itu.

Mereka tampak sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

Di sekitar Jalan Raden Patah memang tak terlihat adanya tempat pembuangan sampah resmi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Megapolitan
Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Megapolitan
Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com