Bergeser sedikit dari Jalan Karang Tengah Raya, sumur resapan yang ada di kawasan Kamboja, Lebak Bulus, disebut tak menyelesaikan masalah banjir.
Toto, seorang penghuni rumah kontrakan di kawasan tersebut mengatakan bahwa banjir tetap melanda perumahannya meski telah ada sumur resapan.
Baca juga: Menagih Janji Naturalisasi Anies yang Tak Kunjung Terealisasi hingga Menjelang Akhir Masa Jabatan
Teranyar, banjir terjadi di kawasan tersebut pada Desember 2021. Ketinggian air saat itu lebih dari satu meter. Padahal, kata Toto, sumur resapan sudah mulai beroperasi.
"Saat banjir, (sumur resapan) tak buat air menjadi cepat surut juga," kata Toto.
Sementata itu, Pengamat Tata Kota Yaya Supriatna mengatakan, bahwa fungsi sumur respan yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta belum telihat maksimal.
Hal itu disebabkan karena keberadaan sumur resapan diduga dilakukan tanpa adanya penelitian.
"Keliatannya begitu (tak ada penelitian dulu). Misal yang disebut kenapa meletakannya ada di badan jalan, di bawah jembatan tol, trotoar," kata Yayat.
Padahal, kata Yayat, kondisi atau konstruksi tanah di wilayah Jakarta tak semua sama untuk bisa dibuat sumur resapan.
"Kalau untuk Jakarta Selatan, mungkin cocok. Tapi kalau mengatasi banjir untuk Jakarta Utara?, itu bukan sumur resapan, mungkin pompa. Begitu digali sudah ketemu air, gimana mau meresap," kata Yayat.
Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek
Proyek sumur resapan yang dibuat oleh Pemrov DKI Jakarta terkesan sesuatu hal yang dipaksakan.
Menurut Yayat, Pemrov DKI Jakarta hanya mengedepankan kuantitas dengan berbicara soal target jumlah sumur resapan yang harus dibuat.
"Jangan hanya mengejar angka harus seribu atau berapa tapi tolong nilai efektivitasnya dan harus berani evaluasi apakah sumur resapan itu hasilnya sesuai harapan atau tidak," kata Yayat.
"Evaluasi itu penting untuk memperbaiki. Apa yang kurang dari program yang sudah di jalankan seperti sekarang ini" ucap Yayat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.