DEPOK, KOMPAS.com - Affifah Istiqomah (25), seorang pedagang warung di Kota Depok, mengeluhkan ketersediaan minyak goreng yang makin sulit didapat.
Menurut Afifah, setelah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), suplai minyak goreng dari agen atau distributor tersendat.
"Ini masih ada (minyak goreng) cuma barangnya susah. Berjalan semenjak minyak murah (dari pemerintah). Beberapa hari masih lancar, ke sini baru langka," ungkap Affifah saat ditemui di warungnya, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Pedagang Batasi Penjualan Minyak Goreng karena Stok dari Agen Terbatas
Adapun pemerintah menetapkan HET minyak goreng berlaku pada 1 Februari 2022.
Berdasarkan HET, harga minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, untuk kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, sementara kemasan premium dihargai Rp 14.000 per liter.
Afifah mengatakan, masih banyak pembeli yang mencari minyak goreng. Sementara, dia tidak menyediakan banyak stok minyak goreng di warungnya.
"Kalau dibilang, banyak sih (yang cari minyak goreng), hanya saja memang enggak ada barang," ujarnya.
Menurut Afifah, stok minyak goreng yang telah disubsidi pemerintah belum merata. Sebab, hanya agen yang dapat minyak goreng dengan harga subsidi.
Sementara, pedagang warung kelontong seperti dirinya sulit untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
"Sekalipun kita dapat subsidi belum rata juga, ada sih beberapa (agen) saja, tapi kan mereka dapatnya harga yang Rp 14.000 per liter. Tetap saja enggak bisa (pedagang eceran) jual dengan harga segitu," tuturnya.
Baca juga: Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Wali Kota Tangerang Selatan Ajak Distributor Gelar Operasi Pasar
Sejak pemerintah menetapkan HET, Affifah mengaku dirinya masih menjual minyak goreng dengan harga lama. harga masih dengan harga stok lama.
"Jadi kita masih menjual harga lama. Kita masih dapat untuk harga jual Rp 20.000 per kilo untuk minyak goreng, karena yang curah kita masih dapat modal Rp 18.500," ujarnya.
Sulitnya mendapat stok minyak goreng juga dialami oleh Onni Cahyani, salah satu penjual minyak goreng di daerah Serang, Banten.
"Saya jual Rp 32.000, dari agen Rp 30.000. Itu pun agen dapat minyak cuma sedikit dari pabrik, jadi saya juga kebagian sedikit karena harus bagi-bagi," kata Onni kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2022).
Onni mengaku mendapat stok minyak goreng dari agen secara terbatas. Hal ini berdampak pada konsumen yang akan membeli minyak goreng darinya.
Dia harus membatasi penjualan agar semua konsumen yang memesan bisa mendapatkan minyak goreng.
"Yang pesan di saya juga jadinya bagi-bagi juga biar kebagian semuanya karena saya hanya jual ke yang pesan saja," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.