Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta PPKM Level 3, Calon Pengantin Undur Resepsi hingga Ubah Konsep Pernikahan

Kompas.com - 09/02/2022, 14:27 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan pelaksanaan resepsi pernikahan kembali diperketat, setelah pemerintah resmi menaikkan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi level 3 di Jakarta dan Bodetabek.

Terdapat aturan mengenai resepsi pernikahan seperti jumlah tamu dibatasi 25 persen dari kapasitas ruangan dan tidak ada kegiatan makan di tempat.

Dengan adanya kebijakan tersebut, sejumlah penyelenggara pernikahan (wedding organizer) harus memutar otak agar pelaksanaan pernikahan tetap berjalan meskipun aturan resepsi pernikahan diperketat.

Baca juga: Aturan PPKM Level 3 Jakarta, Dilarang Makan di Tempat Saat Resepsi Pernikahan

Annisa, tim Marketing Tiga Dara Catering mengatakan, selama kebijakan PPKM level 3 berlaku, pelaksanaan resepsi pernikahan harus diubah konsepnya sehingga dapat melaksanakan acara sesuai dengan protokol kesehatan.

"Biasanya jumlah undangan jadi lebih sedikit, konsepnya jadi intimate wedding khusus keluarga atau cuma akad saja," ujar Annisa saat dihubungi, Rabu (9/2/2022).

Annisa mengungkapkan bahwa ada beberapa klien yang tetap ingin mengundang rekan-rekannya. Atas dasar tersebut, WO pun membagi beberapa sesi kedatangan untuk tamu undangan.

"Dibuat sesi, misalnya ada sesi 1, 2, dan 3. Jumlah tamunya sendiri tidak lebih dari 40 orang dalam satu sesi," kata dia.

"Lalu setiap tamu ditandai dengan stiker, supaya kita bisa tahu tamu itu dari sesi ke berapa dan biasanya MC (master of ceremony) selalu mengingatkan setiap menjelang pergantian sesi," sambung Annisa.

Baca juga: PPKM Level 2 Jakarta Diperpanjang, Makan di Tempat saat Resepsi Pernikahan Dilarang

Tiga Dara Catering memberikan pilihan kepada kliennya untuk mengubah hari resepsi dan mengubah paket acara yang telah ditentukan sebelumnya.

"Kalau tidak mau dilaksanakan pas PPKM, bisa mundur jadwalnya atau juga bisa ganti ke paketan yang lain," kata Annisa.

Menurut Annisa, sejumlah kliennya yang telah menentukan jadwal resepsi pernikahan di tanggal 8 sampai 14 Februari memutuskan untuk menunda resepsi pernikahannya ke lain waktu.

"Tidak ada wedding-an, mundur semua," singkat Annisa.

Selain itu, Annisa menjelaskan bahwa makanan yang telah disediakan dibuat dalam bentuk dalam kemasan.

Baca juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Dua Pekan, Ada Larangan Makan di Tempat Saat Resepsi Pernikahan

"Untuk makanan dalam bentuk nasi box atau take out makanan, jadi cuma datang ke acara saja," tutur dia.

Sebagai informasi, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2022, jumlah tamu resepsi pernikahan di daerah PPKM level 3 dibatasi 25 persen dari kapasitas ruangan.

Selain itu, dilarang ada kegiatan makan di tempat saat resepsi pernikahan.

"Pelaksanaan resepsi pernikahan dapat dilakukan dengan maksimal 25 persen dari kapasitas ruangan dan tidak mengadakan makan di tempat dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat," bunyi Inmendagri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com