Lagi-lagi, lantaran belum ada kursi roda, kakeknya dituntun sampai ke area food court.
"Mau cari makan, ternyata dari counter check-in SQ (maskapai yang digunakan) ke area food court lumayan jauh. Mau enggak mau jalan lagi, susah payah," ucap Andri.
Usai dari area food court, mereka kembali menuntun kakek hingga konter check-in dan baru mendapatkan kursi roda.
Dalam kesempatan itu, Andri mempertanyakan soal proses peminjaman kursi roda yang terkesan sulit.
"Kenapa susah sekali untuk kasih pelayanan yang baik gitu ya. Saya enggak minta pelayanan yang perfect, tapi pelayanan yang baik saja, yang sesuai standar," ucapnya.
"Karena di mana pun, di bandara luar negeri juga orang kalau sudah tua, sampai di bandara itu dikasih (kursi roda)," sambung dia.
Saat dikonfirmasi, Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta M Holik Muardi berujar bahwa proses peminjaman kursi roda memang kewenangan dari pihak maskapai.
"Kalau wheel chair dari maskapai atau groundhandling," ucapnya saat dihubungi, Minggu.
Kata Holik, penumpang pesawat yang kesulitan untuk berjalan sebenarnya bisa menghubungi terlebih dahulu pihak maskapai dan meminta kursi roda sebelum tiba di bandara.
Lalu, pihak groundhandling maskapai mengantarkan kursi roda ke pihak penumpang yang kesulitan berjalan.
Keluarga dari penumpang pesawat itu juga bisa mewakili proses check-in dan memberitahu bahwa ada penumpang yang membutuhkan kursi roda.
"Yang check-in keluarga, info aja, nanti dijemput di posisinya (yang membutuhkan kursi roda)," sebut Holik.
"Misalnya diragukan indentitasnya, bilang orangnya di luar, butuh wheel chair, nanti dihandle sama ground handling," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.