Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"One Way" di Jalan Daan Mogot Timbulkan Kemacetan, Dishub: Volume Kendaraan Meningkat

Kompas.com - 21/02/2022, 14:54 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kemacetan panjang terjadi di Jalan Bouraq lantaran penerapan sistem satu arah atau one way di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, pada Senin (21/2/2022).

Sistem satu arah diujicobakan sejak Minggu (20/2/2022). Namun, kemacetan baru terjadi pada Senin ini karena volume kendaraan pada Minggu kemarin lebih sedikit.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Wahyudi Iskandar mengatakan, kemacetan di jalan Bouroq terjadi akibat peningkatan volume kendaraan.

"Memang posisi hari Minggu, volume kendaraan masih rendah. Ada peningkatan volume kendaraan setiap posisi di hari kerja," ujar Wahyudi, saat ditemui, Senin.

Baca juga: One Way di Jalan Daan Mogot, Pengendara Mengeluh Dialihkan ke Jalur Lain: Biasanya Lancar, Sekarang Macet

Selain itu, kata Wahyudi, adanya jalan yang berlubang juga menjadi sebab kemacetan. Menurut dia, Dishub sudah mengatasi jalan yang rusak itu.

Penyebab lainnya yakni kendaraaan bermotor yang mogok. Akibatnya, kendaraan lain melaju dengan pelan dan timbul kemacetan.

"Misal saja idle perjalanan ((kendaraan melaju pelan) karena memang ada kendaraan mogok, bisa jadi. Kemudian yang kedua, ada kondisi jalan yang berlubang juga bisa menyebabkan antrian," sebutnya.

Di sisi lain, Wahyudi menyebutkan, masih ada pengendara kendaraan bermotor yang tak mengetahui adanya uji coba sistem one way di jalan Daan Mogot.

Dishub Kota Tangerang, lanjut dia, hendak menambah rambu penunjuk jalan di sekitar jalan Daan Mogot.

"Kita evaluasi secara bertahap dari hari per hari model perjalanan seperti apa yang sekiranya tidak menimbulkan antrian di jalan seperti itu," papar Wahyudi.

Baca juga: Jalan Daan Mogot Tangerang Terapkan One Way, Kemacetan Panjang Terjadi di Jalur Lain

Para pengendara kendaraan bermotor sebelumnya mengeluhkan uji coba sistem one way jalan Daan Mogot. Mereka menilai bahwa sistem baru tersebut merepotkan.

"Bingunglah, ngeselinlah ini jelas. Kan banyak yang ditutup, jadi enggak jelas banget," ujar pengendara motor bernama Agus (53), saat ditemui di jalan Daan Mogot, Senin.

"Enggak tahu maksudnya apa ini," sambung dia.

Hal senada turut dirasakan sopir truk bernama Rama (30).

"Ibaratnya, biasanya lancar, sekarang macet. Biasanya lurus enggak kena macet," ujarnya saat ditemui di jembatan TMP Taruna, Senin.

Baca juga: Jalan Daan Mogot Berlakukan Uji Coba Sistem Satu Arah, Catat Waktunya

Siang hari ini, Rama hendak menuju ke jalan Daan Mogot dari jalan Raya Pantura. Dia mengaku hendak ke Jakarta untuk mengantarkan barang.

Dia menilai, jalan Daan Mogot seharusnya tetap menerapkan sistem dua arah.

"Enakan yang dulu," sebut Rama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com