Itu pun hanya air yang digunakan untuk minum. Harganya Rp 15.000 per tiga pikul atau atau Rp 5.000 per 40 liter.
"Itu pun mandi dan nyuci nunggu hujan, nunggu air rob, kalinya bersih, sementara kali udah enggak ada yang bersih. Makanya kami harus minta ke pemerintah," kata Nurweni di sela aksi warga di depan Balai Kota DKI Jakarta itu.
Weni pun meminta Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat menyediakan layanan air bersih bagi warga di kampungnya.
Setidaknya, pemerintah menyediakan tandon atau tangki air bersih di kampungnya tersebut. Sebab, jika harus menunggu lama, kata dia, warga tidak tahu lagi harus minum dengan air apa.
"Kami dipaksa kaya, apalagi dengan (kondisi pandemi) corona seperti ini. Kami banyak yang dipecat, tidak ada pekerjaan, tapi kami harus tetap bayar kebutuhan hidup. Tubuh kami butuh air," kata Weni.
Baca juga: Kesulitan Akses Air Bersih, Warga Muara Angke: Mandi dan Cuci Tunggu Hujan
Weni mengatakan, sejak dirinya lahir, sudah tidak ada akses air bersih di tempatnya tinggal.
Apalagi, permukimannya yang ada di bantaran kali, kata dia, membuat kampungnya sulit mendapat jaringan pipa air sehingga terpaksa harus membeli air dari pedagang pikulan.
"Beli pikulan. Mereka (yang jual) dari perumahan warga yang sudah ada PAM-nya, dijual ke tukang air yang pake dorongan itu. Makanya kami minta langsung ke PAM biar agak murah karena kan dari pemerintah," kata dia.
Bangun 100 kios air
Menanggapi aksi warga tersebut, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Afan Adriansyah langsung menemui langsung.
Dia mengatakan, Pemprov DKI tengah menyiapkan pembangunan kios air di 100 lokasi tahun ini.
Pembangunan kios air tersebut sudah direncanakan oleh PAM Jaya, badan usaha milik Pemprov DKI Jakarta.
"Tahun ini sudah dialokasikan untuk 100 lokasi kios air. Itu ada tiga tahap," kata Afan.
Sebagai perwakilan Pemprov DKI yang menemui warga, Afan pun berjanji untuk mempercepat realisasi pembangunan kios air di tiga blok kampung itu.
"Nanti saya akan cek, tapi saya akan minta tahapannya yang secepatnya untuk bisa masuk (ke 3 kampung tersebut)," kata Afan.
Meskipun tak ada target yang ditentukan, kata Afan, tetapi pihaknya akan berusaha membangun kios air secepatnya.
Tarifnya pun sudah disiapkan dengan tarif subsidi sehingga akan terjangkau oleh masyarakat.
"Tetap ada (tarif), tapi itu sangat murah, jangan khawatir. Itu sesuai Pergub 57 Tahun 2021 tentang penyesuaian tarif otomatis air minum," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.