JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengusulkan gerai vaksinasi booster atau vaksinasi ketiga Covid-19 juga digelar di tempat umum seperti bandara, terminal hingga stasiun.
Hal itu diperlukan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi booster di masyarakat.
"Kalau saya sih usulkan layanan booster itu dilakukan di stasiun, terminal bandara agar aksesnya lebih mudah bagi mereka pelaku perjalanan," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Pemprov DKI Ungkap Alasan Rendahnya Vaksinasi Booster di Jakarta
Hal ini disampaikan Pandu menanggapi masih rendahnya vaksinasi booster di DKI Jakarta. Sampai Kamis kemarin, baru sebanyak 1.540.197 orang yang sudah disuntik vaksin booster di Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti pun mengakui laju kecepatan vaksinasi booster ini tidak secepat saat vaksin dosis pertama dan kedua. Widya menduga rendahnya minat vaksinasi booster ini disebabkan oleh masyarakat yang memilih merk vaksin.
Baca juga: Epidemiolog: Semua Merek Vaksin Booster Sama Saja, Semuanya Oke
Namun dengan memperbanyak layanan di tempat-tempat umum seperti bandara, termnial dan stasiun, Pandu pun yakin akan lebih banyak masyarakat yang mengikuti vaksinasi booster.
Pandu menegaskan sangat penting untuk menggenjot vaksinasi booster, apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan ramadhan dan lebaran.
"Targetnya pas ramadhan vaksinasi booster itu sudah 70 persen, agar orang yang mau mudik tidak dilarang lagi," kata Pandu.
Baca juga: PPKM Level 2 Jakarta, Ketika Prokes Makin Longgar tapi Vaksinasi Booster Rendah
Pandu sendiri menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya angka vaksinasi booster. Pertama adalah kesalahan informasi bahwa vaksin booster baru bisa dilakukan dengan jarak 6 bulan dari pemberian dosis kedua.
"Dulu salah informasi jeda waktu suntikan kedua dan booster 6 bulan, sebenarnya enggak perlu, 3 bulan sudah bisa," katanya.
Selain itu, pada awal pemberian vaksinasi booster sempat juga disebutkan bahwa layanan itu dikhususkan untuk warga lanjut usia dan kelompok rentan. Padahal, sebenarnya vaksinasi booster bisa diberikan untuk semua kalangan.
Baca juga: Anies Cabut Upaya Banding Putusan PTUN, Penggugat: Meski Plin-plan, tapi Kami Lega
Oleh karena itu Pandu menilai pemerintah perlu terus menggenjot sosialisasi pemberian vaksinasi booster ini sambil terus menambah sentra vaksinasi di tempat umum.
"Perlu ditegaskan bahwa sekarang siapa saja bisa dapat vaksin booster 3 bulan setelah suntikan kedua," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.