Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derasnya Dukungan agar Pemprov DKI Terapkan Tarif Integrasi Transportasi Umum...

Kompas.com - 22/03/2022, 08:02 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Siska mengatakan, sehari-hari dia harus merogoh kocek Rp 17.500 untuk transportasi dengan menggunakan MRT dan bus Transjakarta.

Baca juga: Pengamat Sarankan Tarif Terintegrasi Transportasi di Jakarta Bisa Ikut Dinikmati Warga Bodetabek

Kadang kala Siska menggunakan Transjakarta saja dengan tarif Rp 3.500, tetapi waktu yang dia perlukan jauh lebih lama ketimbang menggunakan moda MRT.

"Kalau Transjakarta (saja) butuh waktu lebih satu jam, tapi kalau naik MRT bisa 45 menit," ucap Siska.

Hal senada dikatakan Ria, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ria setuju dengan adanya tarif integrasi meskipun dia tidak memerlukan dua moda untuk beraktivitas sehari-hari.

"Sekali-sekali mungkin bisa ke Jakarta Selatan dengan tarif lebih murah dan cepat," kata Ria.

Dinilai mampu kalahkan transportasi online dan naikkan kesejahteraan warga

Dukungan juga dilontarkan oleh pengamat transportasi Universitas Trisakti Yayat Supriyatna.

Tarif integrasi transportasi umum, menurut Yayat, akan mengalahkan transportasi online yang kini merajai seluruh Jakarta.

"Tarif Rp 10.000 (tarif integrasi) ini kita bisa mengalahkan online. Online sudah terlalu mahal sekarang," ucap Yayat saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/3/2022).

Yayat mengatakan, tarif integrasi akan membantu masyarakat Jakarta untuk beraktivitas dan mengurangi kemacetan.

Baca juga: Saat Komut Transjakarta Sudirman Said Tak Punya Rekam Jejak di Bidang Transportasi, tapi Dekat dengan Anies…

Selain itu, penerapan tarif integrasi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena bisa mengurangi biaya perjalanan.

"Pemprov DKI bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena mengurangi biaya perjalanan. Dengan mengurangi biaya perjalanan, dia bisa saving," kata Yayat.

Multiplier effect dari kebijakan tarif terintegrasi tersebut diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan dan membantu mereka yang gajinya masih setara upah minimum provinsi (UMP).

"Ini berkontribusi dalam konteks meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Yayat.

Meningkatkan minat masyarakat beralih ke transportasi umum dan kurangi polusi

Selain itu, minat masyarakat untuk menaiki transportasi umum disebut akan jauh bertambah, khususnya warga pinggiran Ibu Kota yang kini masih mendominasi masuknya kendaraan pribadi ke pusat kota.

Baca juga: Tarif Transportasi Umum di Jakarta akan Terintegrasi Jadi Rp 10.000, Warga: Bagus, Jadi Murah

Dengan adanya tarif terintegrasi transportasi, Yayat mengatakan, warga akan beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Peralihan tersebut otomatis akan mengurangi beragam faktor negatif lainnya yang dibawa oleh kendaraan pribadi, salah satunya polusi udara di Jakarta.

Polusi udara di Jakarta disebut akan berkurang jika tarif terintegrasi bisa menjangkau mereka yang berada di wilayah penyangga Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com