Siska mengatakan, sehari-hari dia harus merogoh kocek Rp 17.500 untuk transportasi dengan menggunakan MRT dan bus Transjakarta.
Baca juga: Pengamat Sarankan Tarif Terintegrasi Transportasi di Jakarta Bisa Ikut Dinikmati Warga Bodetabek
Kadang kala Siska menggunakan Transjakarta saja dengan tarif Rp 3.500, tetapi waktu yang dia perlukan jauh lebih lama ketimbang menggunakan moda MRT.
"Kalau Transjakarta (saja) butuh waktu lebih satu jam, tapi kalau naik MRT bisa 45 menit," ucap Siska.
Hal senada dikatakan Ria, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ria setuju dengan adanya tarif integrasi meskipun dia tidak memerlukan dua moda untuk beraktivitas sehari-hari.
"Sekali-sekali mungkin bisa ke Jakarta Selatan dengan tarif lebih murah dan cepat," kata Ria.
Dukungan juga dilontarkan oleh pengamat transportasi Universitas Trisakti Yayat Supriyatna.
Tarif integrasi transportasi umum, menurut Yayat, akan mengalahkan transportasi online yang kini merajai seluruh Jakarta.
"Tarif Rp 10.000 (tarif integrasi) ini kita bisa mengalahkan online. Online sudah terlalu mahal sekarang," ucap Yayat saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/3/2022).
Yayat mengatakan, tarif integrasi akan membantu masyarakat Jakarta untuk beraktivitas dan mengurangi kemacetan.
Selain itu, penerapan tarif integrasi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena bisa mengurangi biaya perjalanan.
"Pemprov DKI bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena mengurangi biaya perjalanan. Dengan mengurangi biaya perjalanan, dia bisa saving," kata Yayat.
Multiplier effect dari kebijakan tarif terintegrasi tersebut diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan dan membantu mereka yang gajinya masih setara upah minimum provinsi (UMP).
"Ini berkontribusi dalam konteks meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Yayat.
Selain itu, minat masyarakat untuk menaiki transportasi umum disebut akan jauh bertambah, khususnya warga pinggiran Ibu Kota yang kini masih mendominasi masuknya kendaraan pribadi ke pusat kota.
Baca juga: Tarif Transportasi Umum di Jakarta akan Terintegrasi Jadi Rp 10.000, Warga: Bagus, Jadi Murah
Dengan adanya tarif terintegrasi transportasi, Yayat mengatakan, warga akan beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Peralihan tersebut otomatis akan mengurangi beragam faktor negatif lainnya yang dibawa oleh kendaraan pribadi, salah satunya polusi udara di Jakarta.
Polusi udara di Jakarta disebut akan berkurang jika tarif terintegrasi bisa menjangkau mereka yang berada di wilayah penyangga Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.