JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan warga yang terdampak debu batu bara di Marunda, Jakarta Utara, akan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan, Puskesmas Kecamatan Cilincing akan melakukan identifikasi dini atau skrining kesehatan warga.
"Jadi, puskesmas siap untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk skrining kesehatan kepada masyarakat," kata Dwi, saat ditemui di Kantor Utama PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/3/2022).
Baca juga: KPAI Sebut Dampak Abu Batu Bara Masih Dirasakan Warga Rusun Marunda
Dwi mengatakan, skrining akan dilakukan terhadap balita hingga dewasa. Skrining juga bertujuan untuk melihat apakah tumbuh kembang terdampak dari polusi abu batu bara.
"Kemudian usia lebih besari di sekolah juga sudah dilakukan skrining pada anak sekolah, termasuk imunisasi anak sekolah," tutur Dwi.
Kemudian, kata Dwi, skrining dilakukan terhadap warga dewasa. "Jadi sudah ada proses yang menetapkan (upaya) menangkap risiko pada tiap tahap perkembangan umur," ucap Dwi.
Apabila ditemukan kasus dari hasil skrining, Dwi mengatakan, Dinkes DKI Jakarta siap untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Apakah memang ada kebutuhan kesehatan yang lebih, kebutuhan kesehatan yang lebih spesifik atau apa," kata Dwi.
Baca juga: Dinkes Diminta Lakukan Pemeriksaan Berkala Warga Marunda yang Terdampak Abu Batu Bara
Sebelumnya, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti meminta Dinas Kesehatan memeriksa kesehatan warga Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, secara berkala.
Pasalnya, kata Retno, warga Rusun Marunda masih merasakan dampak pencemaran akibat abu batu bara.
"Perlu kehadiran Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara yang menurut warga belum hadir hingga saat ini," kata Retno, dalam keterangan pers, Minggu (20/3/2022).
Dari informasi yang dia peroleh pada Sabtu (19/3/2022), warga dewasa hingga anak-anak mengalami iritasi pada mata akibat partikel halus batu bara.
Selain itu, kata Retno, warga juga kerap mengalami gangguan pernapasan seperti batuk, pilek dan radang tenggorokan.
Retno juga menerima video dari warga yang menunjukkan abu batu bara menempel di lantai rumah, barang-barang, hingga perkakas masak di dapur.
"Paling banyak keluhan yang disampaikan adalah iritasi pada mata akibat partikel halus batu bara masuk ke mata, menimbulkan gatal. Itu bahaya jika dikucek matanya," kata Retno.
Baca juga: Pencemaran akibat Debu Batu Bara yang Makin Mengancam Lingkungan Rusun Marunda