Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Pangan di Pasar Tradisional Diperiksa, Pemkot: Izin Dagang Bisa Dicabut jika Ada Zat Berbahaya

Kompas.com - 23/03/2022, 19:57 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Barat, memeriksa kualitas bahan pangan di sejumlah pasar tradisional, pada Rabu (23/3/2022).

Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Perikanan Sudin KPKP Jakarta Barat, Sri Riana Hanum mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi terhadap pedagang yang menjual bahan pangan yang tak layak jual.

"Sanksi tegasnya berupa, jika baru pertama kali, maka produknya kita ambil semuanya, dimusnahkan," kata Sri, kepada wartawan, Rabu.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Pemkot Jakarta Barat Periksa Kualitas Bahan Pangan di Pasar Tradisional

Selanjutnya, jika perbuatan tersebut tetap dilakukan setelah sanksi pertama, maka pedagang akan dilarang berjualan.

"Kalau sampai dua kali, dia tidak boleh berjualan beberapa hari," kata Sri.

Kemudian Sudin KPKP tapat mencabut izin dagang apabila pedagang masih menjual bahan pangan dengan kualitas yang buruk atau tidak layak jual.

"Kalau tiga kali, maka dicabut izin dagangnya, kita tutup lapaknya, dia tidak boleh jualan lagi," tegas Sri.

Menurut Sri, biasanya bahan pangan yang rawan mengandung zat berbahaya, seperti formalin, terdapat pada produk ikan asin.

"Jika ketahuan, kita panggil kepala pasar dan pedagang untuk dilakukan pembinaan. Kemudian kita lakukan penelusuran dari mana bahan itu diambil," jelas Sri.

Baca juga: DPRD Minta Pemprov DKI Tetap Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng meski Dihentikan Pemerintah Pusat

Kendati demikian, ia mengatakan temuan demikian jarang terjadi di wilayah Jakarta Barat.

"Dari tahun tahun sebelumnya, Alhamdulillah, Jakarta Barat hasilnya aman." singkatnya.

Ia pun mengimbau kepada para pedagang agar berjualan secara jujur dan cerdas dalam memilih bahan pangan.

"Para pedagang itu harus menjadi pedagang yang cerdas. Pedagang yang bisa menjaga keamanan pangan, karena pangan ini langsung dikonsumsi oleh masyarakat dan itu adalah suatu penting sekali," kata Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com