Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Sirkuit Formula E Molor gara-gara Revisi FIA

Kompas.com - 26/03/2022, 12:24 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Termasuk penambahan biaya yang mungkin terjadi karena hasil evaluasi.

"Enggak (untuk penambahan biaya pembangunan)," tutur dia.

Baca juga: Politikus Gerindra Ajak Giring Ganesha PSI Jajal Aspal Sirkuit Formula E: Agar Tak Terperosok Lagi

Sudah rampung 87,9 persen

Pembangunan sirkuit Formula E Jakarta sendiri per 25 Maret 2022 sudah mencapai 87,9 persen.

Managing Director Formula E Jakarta dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Gunung Kartiko mengatakan, pembangunan sirkuit yang berada di Ancol, Jakarta Utara tersebut hanya tinggal proses pengaspalan.

"(Sudah mencapai) 87,9 (persen) ya itu keseluruhan semua yang dikerjakan," kata Gunung saat ditemui di lokasi sirkuit, Jumat (25/3/2022).

Gunung menjelaskan, proses tersebut belum termasuk pemasangan pad dock atau bagian pit stop.

Pantauan Kompas.com, sirkuit dengan panjang 2,4 kilometer tersebut sudah seluruhnya diaspal lapis kedua, hanya aspal lapis ketiga yang belum rampung dikerjakan.

Baca juga: FIA Sempat Revisi Sirkuit Formula E karena Berpotensi Bahayakan Pebalap

Beberapa bagian seperti pembangunan di zona 1 sudah hampir seluruhnya dilapisi lapisan aspal terakhir.

Sementara itu, di lokasi pembangunan zona 2 terlihat para pekerja masih melakukan pengaspalan lapisan akhir.

Untuk zona 5 yang sebelumnya area tanah berlumpur sudah diaspal lapis kedua dan menunggu tahapan lapis ketiga setelah zona 3 dan zona 4 selesai.

Rencana pembangunan sirkuit Sirkuit Formula E mulai dibangun pada 3 Februari 2022 dengan waktu konstruksi 54 hari kerja dan diprediksi selesai 27 Maret 2022.

Untuk lapisan dasar lintasan sirkuit Formula E menggunakan kayu galang yang ditancapkan sebagai teknik cerucuk memadatkan tanah yang masih lunak.

Baca juga: Pembangunan Sirkuit Formula E Molor karena Harus Revisi Aspek Keselamatan

Lapisan kedua adalah material bambu yang berfungsi sebagai penahan beban agar struktur tanah tidak turun dengan cepat.

Lapisan bambu nantinya ditimpa oleh batu kapur atau limestone setinggi 50 sentimeter yang berfungsi sebagai penyerap air.

Selanjutnya batu kapur dilapisi oleh lapisan karpet atau geotextile non woven yang berfungsi agar air tidak merembes ke atas aspal.

Lapisan karpet kemudian diberikan lapisan batu hitam setinggi 20 sentimeter ditimpa dengan aspal hotmix setebal 15 sentimeter.

Lapisan terakhir akan ada dua aspal halus yang kini sedang dikerjakan. Lapisan pertama setebal 7 sentimeter dan lapis kedua setebal 5 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com