Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

67 Hari Menuju Formula E Jakarta: Target Penonton Merosot, Sirkuit yang Membahayakan Direvisi

Kompas.com - 29/03/2022, 07:45 WIB
Singgih Wiryono,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

Riza menyebut, sirkuit Ancol merupakan sirkuit kecil yang tidak bisa menampung banyak orang sekaligus saat digelar pertandingan balap.

"Jadi memang sesuai dengan tempat yang ada, sehingga belum dimungkinkan (menampung penonton) dalam jumlah besar," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Wagub DKI Akui Pendapatan dari Formula E Berpotensi Berkurang akibat Target Jumlah Penonton Menyusut 80 Persen

Tanggapan penyelenggara

VP Communication Organizing Commite Jakarta E-Prix Iman Syafei mengatakan merosotnya target penonton bukan masalah besar bagi pihak penyelenggara.

Dia mengatakan, sejak awal pembangunan sirkuit, jumlah penonton tidak pernah jadi soal karena sirkuit tersebut dibangun untuk menjadi ikon baru Ibu Kota,

"Sebenarnya kan yang diutamakan bukan kapasitas penontonnya," kata Iman.

"Memang di awal analisisnya (sebagai ikon ibu kota) itu," imbuhnya.

Untuk itu, panitia akan menggali aspek bisnis dari sisi selain penonton, termasuk dari pihak sponsor.

Baca juga: Target Penonton Merosot, Komite Penyelenggara Formula E: Yang Diutamakan Bukan Kapasitas Penontonnya

Dinilai program abal-abal

Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menganggap, turunnya target jumlah penonton langsung Formula E dari 50.000 menjadi hanya 10.000 merupakan pertanda bahwa ajang balap tersebut merupakan program "abal-abal".

Politisi PDI-Perjuangan ini juga menilai Formula E sebagai acara yang dipaksakan pelaksanaannya.

"Program abal-abal tanpa perencanaan yang baik dan serba dipaksakan," kata Gilbert

Selain itu, Gilbert menyoroti pula perihal jumlah tribune penonton yang belum mendapat kepastian dari Formula E Operation (FEO).

Padahal, ajang balap tersebut akan segera digelar pada awal Juni 2022. Menurut dia, jumlah tribune penonton harusnya ditentukan oleh penyelenggara di Jakarta, dalam hal ini PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Soal tribune juga menunggu keputusan FEO sangat menyakitkan. Kalau trek yang diputuskan FEO, tentunya masih bisa diterima, akan tetap tribune yang notabene uang rakyat Jakarta lalu diatur FEO. Itu terasa mengganggu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com