Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCN Bentuk Tim Investigasi untuk Buktikan Sumber Pencemaran Batu Bara di Marunda

Kompas.com - 31/03/2022, 17:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara (KCN) Widodo Setiadi mengatakan, pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk membuktikan apakah pencemaran debu batu bara di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara memang berasal dari PT KCN.

Sebab, di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) tidak hanya ada pelabuhan milik PT KCN saja yang memiliki stockpile batu bara.

"Kami sudah melakukan investigasi dan membentuk tim pencari fakta hal ini. Kami mendapati bahwa kami tidak sendirian di kawasan Marunda untuk melaksanakan bongkar muat. Jadi perlu ada pembuktian bahwa betul debu itu hanya benar-benar dari KCN," kata Widodo dalam konferensi pers di PT KCN, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (31/3/2022).

Baca juga: Soal Polusi Debu Batu Bara di Marunda, PT KCN Sebut Ada Pihak yang Ingin Benturkan dengan Pemprov DKI

Tim investigasi tersebut terbagi menjadi dua, yakni tim untuk menelusuri soal isu debu batu bara dan tim untuk menelusuri dari sisi regulasi.

Widodo mengatakan, tim investigasi pertama dibentuk untuk mencari kebenaran terhadap beberapa isu yang mencuat terkait pencemaran batu bara tersebut.

Salah satunya tentang seorang anak di SDN 05 Marunda Jakarta Utara yang harus mengganti kornea matanya karena disinyalir terpapar debu batu bara itu.

"Itu kalau memang terbukti dan memang benar, tentu KCN akan bertanggung jawab terhadap dampak ini," kata dia.

Saat ini, kata dia, proses investigasi tersebut masih berlangsung.

Baca juga: Di Balik Pencemaran Debu Batu Bara di Marunda, Bukan Hanya Ulah PT KCN...

Setelah fakta-faktanya terkumpul, pihaknya akan langsung mengumumkan hasilnya.

Terlebih menyangkut kesehatan masyarakat, ujar Widodo, harus ada investigasi pula dari tim medis untuk menentukannya.

Meskipun orangtua dari anak yang diduga kornea matanya bermasalah karena terpapar debu itu pun belum bisa dihubungi oleh tim investigasi.

"Jadi bagaimana kami memulainya? Lalu kepala sekolah, sudah beberapa lama ini berhalangan. Kami juga ingin menindaklanjuti. Karena kami harus buktikan bahwa memang apakah memang itu adalah debu dari KCN karena angin? Kan begitu banyak datang dari pelabuhan lain yang memang melaksanakan bongkar yang sejenis," kata dia.

Diketahui, debu batu bara tersebut juga mengenai sekolah satu atap yang ada di kawasan Rusun Marunda, yakni SDN 05 Marunda, SMPN 209 Jakarta, dan SLBN 8 Jakarta.

Baca juga: Warga Rusun Marunda Desak Anies Bentuk Tim Independen untuk Awasi Pelaksanaan Sanksi PT KCN

Widodo mengatakan, pihaknya juga telah melakukan langkah-langkah persuasif kepada seluruh stakeholder terkait masalah tersebut.

Karena KCN dibentuk oleh pemerintah, kata dia, maka Widodo memastikan bahwa PT KCN tidak melaksanakan regulasi yang telah diberikan pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta.

"Pelabuhan KCN adalah proyek vital nasional non-APBD dan non-APBN, tapi dalam hal kepatuhan terhadap aturan kami pastikan semua dipenuhi. KCN tidak akan bisa lahir dan berdiri sejauh ini jika kami bermain-main dengan pelanggaran," tutur Widodo.

Oleh karena itu, Widodo mengatakan bahwa PT KCN akan mencari solusi untuk duduk bersama dalam penyelesaian masalah tersebut.

Mengingat di dalam KBN tidak hanya PT KCN saja yang beraktivitas tetapi juga ada 8 pelabuhan lainnya.

Baca juga: PT KCN Tuding Ada Pihak yang Memainkan Isu Pencemaran Batu Bara di Marunda

"Karena kalau penanganannya parsial, hanya KCN, tidak mungkin menyelesaikan (masalah). tetapi harus menyeluruh dan komperehensif," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com