Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keceriaan Pedagang Takjil di Benhil, Kembali Berjualan Setelah 2 Tahun Dilarang karena Pandemi...

Kompas.com - 04/04/2022, 19:55 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan mendatangkan keberkahan bagi masyarakat yang memanfaatkan momen tersebut dengan berjualan takjil demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Salah satunya bagi mereka yang berdagang menu buka puasa di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lokasi ini dapat dikatakan legendaris. Setiap bulan Ramadhan, pedagang takjil di lokasi ini nyaris tak pernah sepi pembeli.

Pada Ramadhan kali ini, para pedagang takjil di Benhil kembali menjajakan dagangannya setelah dilarang berjualan di sana selama Ramadhan 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Hari Kedua Puasa Ramadhan, Warga Serbu Pasar Takjil Benhil

Ramadhan kali ini seolah mengembalikan senyum para pedagang yang biasa menjajakan takjil di pasar takjil Benhil.

Salah satunya Rere, pedagang gorengan. Wajah perempuan ini tampak berseri-seri setiap kali melayani pembeli.

"Untuk tahun ini di sini alhamdulillah sudah ramai. Kalau dua tahun lalu kan kami tidak boleh dagang di sini," ujar Rere di lokasi.

Di hari kedua Ramadhan tahun ini, para warga yang berburu takjil datang silih berganti di lapak beratap tenda berwarna biru.

Baca juga: Rela Berdesakan Beli Makanan Buka Puasa di Benhil, Warga: Ini Sensasinya, Takjil di Sini Legend...

Rere pun menyambut baik kedatangan calon pembeli dengan terus menawarkan dagangannya.

"Ya gorengannya, Pak, Ibu. Silakan," teriak Rere menawarkan.

Satu per satu pembeli datang ke lapak hanya berukuran sekitar 3x3 meter itu. Tak sedikit warga membeli gorengan mulai dari tempe, bakwan, tahu, dan lontong.

Rere menjual satu gorengan seharga Rp 2.500. Harga ini naik Rp 500 karena menyesuaikan harga bahan-bahan yang ikut meroket.

"Selama harga minyak naik, saya naikkan juga jadi Rp 2.500. Biasanya Rp 2.000. Kalau kolak Rp 10.000," ucap Rere.

Baca juga: Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Diserbu Pencari Takjil, Ada yang Jauh-jauh dari Bogor

Rere sudah beberapa tahun berjualan takjil di Benhil demi mencari tambahan uang. Dia membuka lapak sejak pukul 15.00 WIB setiap harinya.

"Ini hari kedua. Alhamdulillah ramai orang beli dari puasa pertama kemarin. Semua dagangan, bukan cuma saya, habis tak tersisa pada puasa pertama kemarin," kata Rere.

Menurut Rere, pembeli takjil di Benhil biasanya selalu ramai sampai 10 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Setelah itu, pembeli mulai sepi, karena banyak masyarakat yang mulai mudik Lebaran.

"Biasanya 10 atau seminggu sebelum lebaran. Tapi semoga untuk baru Ramadhan ini pembeli ramai terus," ucap Rere.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com